Data hasil pemantauan unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 26 Desember 2024. Bunga ini mekar sempurna tepat pada Senin, 17 Februari 2025 pukul 00.45 WIB dengan tinggi spadiks 293 cm (2,93 m) dan lebar spathanya 126 cm.
Tanaman bunga bangkai yang saat ini mekar mengalami fase yang tidak semestinya karena mengalami fase berbunganya lebih dari empat tahun semenjak berbunga terakhir pada 2019. Namun, ketinggian bunganya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Peneliti Ahli Muda Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN Destri menyampaikan kemungkinan umbi bunga yang saat ini mekar mengalami penurunan kualitas media sehingga menyebabkan keterlambatan perbungaannya. Namun, keterlambatan tersebut menjadikan cadangan makanan terkumpul banyak sehingga ketinggian bunganya melebihi dari yang sebelumnya.
“Seharusnya secara normal tanaman tersebut berbunga tahun 2023 tetapi mengalami keterlambatan. Hal ini kemungkinan disebabkan umbi mengalami masalah, seperti kena hama ataupun penyakit dan membutuhkan waktu untuk pemulihan,” papar Destri dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 19 Februari 2025.
Baca juga: Bunga Bangkai 3,4 Meter Mekar di Kebun Raya Cibodas, Yuk Kenal Lebih Jauh |
Saat ini, jumlah koleksi tanaman bunga bangkai yang ada di Kebun Raya Cibodas sebanyak 11 nomor spesimen. Untuk menambah jumlah koleksi di Cibodas dan sebagai tanaman cadangan, dilakukan penyerbukan buatan. Hal ini dikarenakan bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri.
“Jika di luar habitat aslinya, tanaman tersebut tidak akan bisa melakukan penyerbukan sendiri karena dia sendirian. Namun di habitat aslinya tanaman tersebut memiliki banyak teman yang lainnya. Sehingga saat dia mekar dan teman yang lain juga mekar, maka penyerbukan bisa terjadi secara alami dibantu oleh serangga,” jelas Destri.
Destri menuturkan tujuan kegiatan penyerbukan buatan untuk pelestarian dan konservasi terhadap tanaman bunga bangkai serta bisa digunakan sebagai bahan penelitian. Tanaman ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu memiliki aroma khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan sangat besar yang bisa disebut sebagai the giant inflorescent in the world.
Tanaman yang memiliki bentuk perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati ini termasuk tanaman asli Indonesia endemik Sumatera.
Tanaman ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan yaitu, fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan dorman (istirahat). Bunga ini termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News