"Kalau makan ikan secara langsung, sebetulnya itu paling ideal. Jika ada pengolahan secara langsung terus kemudian dimasak secara langsung dan diolah yang sehat maka lebih baik," kata peneliti ahli utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ekowati Chasanah dalam diskusi dengan media di kantor BRIN, Rabu, 9 Oktober 2024.
Meski begitu, pengolahan ikan dengan cara digoreng hingga kering sudah termasuk tidak sehat. Sebab, ikan kehilangan kandungan gizi dengan cara digoreng hingga kering.
Ekowati mengungkapkan dari beberapa riset BRIN ditemukan pengolahan ikan paling baik adalah dengan cara dikukus. Sebab, kandungan gizi akan lebih terjaga.
"Dikukus paling aman untuk menjaga kandungan gizi. Artinya memang paling baik itu ikan secara langsung," kata dia.
Ekowati mengungkapkan susu ikan yang banyak dibicarakan sebenarnya adalah hidrolisat protein ikan (HPI) yang dapat larut dalam air. Teknologi itu dikembangkan pada 2022 melalui pendirian miniplan HPI di Indramayu oleh PT Berikan Teknologi, yang kemudian mengembangkan produk susu ikan berbasis HPI.
"Susu ikan ini merupakan produk hasil pengembangan melalui proses hidrolisis enzimatis yang memecah protein ikan menjadi protein pendek atau peptida serta asam amino bebas, kemudian diformulasikan sehingga menyerupai susu," ungkap dia.
Ekowati menjelaskan produk ini dapat menjadi alternatif sumber protein bagi masyarakat. Terutama anak-anak yang intoleran terhadap laktosa.
Produk hidrolisat, yang saat ini dikenal sebagai susu ikan, memiliki berbagai keunggulan. Kandungan proteinnya berkualitas tinggi dengan asam amino esensial yang lengkap dan protein pendek (peptide) yang mudah diserap oleh tubuh.
"Produk ini sangat bermanfaat untuk anak-anak dan orang yang sedang dalam masa pemulihan dan membutuhkan asupan protein yang tinggi," tutur dia.
Baca juga: Susu Ikan Diuji Coba ke Tikus, BRIN: Mengaktifkan Hormon Pertumbuhan dan Panjang Tubuh |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News