"Pergantian kurikulum ingin menyelaraskan kebutuhan zaman, perkembangan zaman yang dinamis maka kompetensi peserta didik kita perlu kita sesuaikan," kata Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yogi Anggraena dalam webinar Penghapusan Jurusan di SMA/MA di YouTube Direktorat SMA, Kamis, 1 Agustus 2024.
Yogi menuturkan salah satu prinsip di dalam Kurikulum Merdeka adalah felksibel dan konteksual. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat disesuaikan dengan karakteristik sekolah, siswa, serta budaya setempat.
"Inilah yang kenapa dalam kontraks di Kurikulum Merdeka mendesain struktur kurukulum bisa dirangcang secara fleksibel," ujar dia.
Yogi mengatakan dulu dalam penjurusan di SMA, anak diberikan pilihan IPA, IPS, dan Bahasa dengan sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan. Dalam Kurikulum Merdeka, ingin pembelajaran lebih fleksibel sehingga anak mengambil mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan.
Dia menyebut belajar sesuai minat, bakat, dan kemampuan ini penting demi kelangsungan siswa setelah lulus sekolah menengah. Sebab, tak semua anak bakal melanjutkan studi lanjut ke perguruan tinggi akademik.
Ada anak-anak yang lebih berbakat di olahraga, sehingga ingin menjadi atlet. Mereka tidak perlu dipaksa belajar mata pelajaran paket di IPA, IPS atau Bahasa.
Atau ada pula anak-anak yang karena kondisi tertentu tidak melanjutan ke pendidikan tinggi. Mereka dapat dibekali kemapuan vokasi.
"Sehingga mata pelajaran yang dia pilih sesuai minat, bakat, kemampuan bukan memperlajari yang enggak dia butuhkan nantinya baik untuk studi lanjut atau sebagai pertimbangan kariernya," ujar Yogi.
Baca juga: Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus, Akademisi UMM: Langkah Meminimalisir Kesenjangan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News