"Ketika kampanye ada capres menyebut kata-kata negatif dengan menjelekkan lawannya bahkan berkata kurang pantas dan tak etis yang ditujukan pada lawannya, hal ini akan berpengaruh pada anak-anak yang menyaksikan melalui medsos, dan akan mencederai terwujudnya profil pelajar Pancasila," kata Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti dalam keterangannya kepada Medcom.id, Rabu 31 Januari 2024.
Untuk itu, FSGI meminta kampanye dilakukan secara elegan. Sebab model kampanye menjadi contoh dalam pendidikan politik.
"FSGI mendesak kampanye capres dan cawapres dilakukan secara elegan, menarik kreatif, mencerahkan sehingga dapat menjadi teladan dan pendidikan politik yang baik bagi para peserta didik seluruh Indonesia," kata dia.
Bawaslu Garda Terdepan
Pihaknya pun mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjadi garda terdepan untuk memastikan Pemilu akan terlaksana secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil (luberjurdil). Jika ada pelanggaran, Bawaslu wajib memproses secara transparan dan adil serta memberikan sanksi yang tegas sesuai aturan tanpa pandang bulu."PR yang harus segera diselesaikan adalah kasus Kabid SMP Dinas Pendidikan Kota Medan yang memberikan arahan kepada sejumlah orang dalam ruangan tertutup yang terekam dalam video yang viral, yang berisi pengarahan Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Kota Medan, Andy Yudhistira yang diduga cawe-cawe menyuruh para guru memilih paslon nomor urut 02 di Pemilu 2024 yang terekam video yeng kemudian viral," tutup Retno.
Baca juga: Capres-Cawapres Didesak Kampanye Elegan, FSGI: Biar Jadi Teladan Pendidikan Politik Bagi Siswa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News