Ilustrasi BRIN. DOK BRIN
Ilustrasi BRIN. DOK BRIN

BRIN Ingatkan Komoditas Mineral Kritis dan Strategis Perlu Dikelola Bijaksana

Renatha Swasty • 30 Mei 2024 12:03
Jakarta: Sumber daya mineral dan logam strategis di Indonesia, seperti nikel, besi, logam tanah jarang (LTJ), tembaga, kobalt, dan titanium menonjol sebagai komoditas utama dalam mendukung industri nasional. Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengingatkan ketersediaan material-material strategis tersebut akan mengalami penurunan dan mengarah pada keadaan kritis apabila tidak dikelola dengan bijaksana.
 
“Dengan mengelola sumber daya alam yang dimiliki secara efektif, Indonesia dapat mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan impor material dan mempercepat pembangunan berkelanjutan,” kata Amarulla dalam siaran pers, Kamis, 30 Mei 2024.
 
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Metalurgi BRIN Efendi menyebut sebaiknya produksi nikel untuk ekspor dibatasi antara 30 hingga 40 persen. Sedangkan, sisanya bisa dipakai untuk industri di dalam negeri.

Selain itu, perlu mengembangkan produksi nikel untuk baterai mobil listrik, paduan produk nikel dan serbuknya, dan pengembangan industri senyawa nikel.
 
“Untuk pengembangan industri nikel diperlukan diversifikasi produk selain stainless steel dan baterai listrik. Selain itu, perlunya dorongan regulasi yang bisa menjamin kondusivitas industri nikel di Indonesia,” ujar dia.
 
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Material Maju BRIN Wisnu Ari Adi menjelaskan LTJ merupakan material kritis dunia. Sebab, dinilai memiliki prospek strategis di masa depan.
 
“Proyeksi kebutuhan akan LTJ di dunia meningkat seiring dengan pengembangan energi hijau atau energi yang bersifat lebih ramah lingkungan,” kata dia.
 
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Metalurgi BRIN Andika Widya Pramono mengungkapkan tantangan dalam proses hilirisasi berbagai mineral strategis, seperti tembaga, kobalt, dan titanium. Antara lain intensif serta kebijakan pemerintah seperti fiskal dan non-fiskal serta tembok perdagangan yang dibangun negara lain, khususnya Uni Eropa yang melarang atau membatasi produk-produk dari luar.
 
“Diperlukan strartegi yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi. Sehingga, bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar dia.
 
Baca juga: Sinergi Tata Kelola Air Indonesia Dukung Keberlanjutan Sumber Daya 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan