Guru Besar FISIP Unair Bagong Suyanto. DOK Unair
Guru Besar FISIP Unair Bagong Suyanto. DOK Unair

Aktif Menulis Soal Pelanggaran Hak Anak, Bagong Masuk 100 Top Peneliti Bidang Sosial

Renatha Swasty • 03 Maret 2022 12:46
Jakarta: Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Bagong Suyanto meraih penghargaan sebagai Indonesia TOP 100 Scientist Social Sciences versi AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index). Penghargaan diperoleh berkat produktivitas dan efektivitas kerja Bagong lima tahun terakhir di dunia penelitian.
 
Dekan FISIP Universitas Airlangga (Unair) itu dikenal aktif sebagai penulis sejak masih menjadi mahasiswa. Berdasarkan data Google Cendekia, Bagong telah menghasilkan lebih dari 275 karya buku dan artikel. Bahkan, 19 artikel karya Bagong dimuat di jurnal terindeks Scopus.
 
Pemeringkatan ilmuwan tersebut didasarkan pada total skor indeks-h yang telah dibuat. Sebanyak 100 ilmuwan teratas dapat diperingkat secara global atau spesifik untuk wilayah tertentu.

Selama ini, Bagong fokus melakukan penelitian mengenai isu masyarakat postmodern, kemiskinan, gaya hidup, dan pelanggaran hak anak. Salah satu penelitian atau karya yang paling berkesan bagi Bagong mengenai anak perempuan yang dilacurkan.
 
Buku karya Bagong membahas eksploitasi yang dialami anak-anak perempuan yang dilacurkan. Anak-anak perempuan itu umumnya kesulitan keluar dan pindah ke pekerjaan lain.
 
“Bukan karena dilarang oleh germo, tetapi dalam banyak hal kesulitan dan keengganan tersebut juga dipengaruhi oleh ketakutan mereka terhadap stigma yang dibebankan masyarakat terhadap status mantan pelacur yang senantiasa dicurigai amoral dan asusila,” kata Bagong dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 4 Maret 2022.
 
Bagong menuturkan keterlibatan anak-anak perempuan dalam industri seksual komersial bukan semata karena didorong motif ekonomi dan ketidakberdayaan mereka. Hal-hal yang menjadi faktor pendukung, yakni perubahan gaya hidup yang makin permisif, tindakan child abuse yang dialami dalam keluarga, hingga modus rekrutmen proaktif yang dikembangkan germo dan muncikari.
 
Peneliti FISIP Unair itu menuturkan pihaknya selama ini hanya fokus pada penulisan buku dan artikel. Sebagai pendidik di lingkungan akademik, dosen perlu melakukan penelitian dan menulis jurnal atau buku.
 
“Saya relatif terus menulis. Setiap tahun ada kegiatan penelitian yang saya lakukan. Ada artikel yang saya tulis, ada buku yang saya terbitkan,” ucap dia.
 
Bagong pernah menerima penghargaan sebagai TOP #1 peneliti terbaik Universitas Airlangga versi Google Scholar pada Desember 2020. Guru Besar FISIP itu juga pernah mendapatkan dana hibah Rp10 miliar dari Tahir Foundation pada Agustus 2019.
 
Baca: Setelah Tembus Scopus, Jurnal Ners UNAIR Bidik Terindeks Web of Science
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan