“Dengan pola pikir yang adaptif, apa pun masalah yang dihadapi mereka bisa diatasi mandiri karena mereka bisa berdiri di atas kekuatannya sendiri,” tutur Anindito dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 April 2022.
Dewan Pembina PGRI, Dudung Nurullah Koswara, menyampaikan implementasi Kurikulum Merdeka memberikan perubahan besar terhadap guru dan siswa. Dengan mengedepankan proses pembelajaran esensial dan minat bakat, proses ini akan menjadi sebuah interaksi yang sesuai dan menciptakan ruang pembelajaran yang lebih positif.
Dudung menegaskan dampak yang terjadi dengan implementasi Kurikulum Merdeka membuat proses pembelajaran di ruang kelas terasa lebih merdeka. Hal ini tentunya akan melahirkan masyarakat yang berkembang positif dengan cara yang lebih merdeka di masa mendatang.
“Karena Kurikulum Merdeka memberikan proses pewarisan melalui proses pembelajaran yang lebih baik dan menarik,” ucap Dudung.
Dudung menyebut Kurikulum Merdeka menciptakan ruang terbuka belajar yang membuat karakteristik dan kompetensi didiagnosa. Sehingga proses belajar bukan pukul rata.
"Anak bukan bagian dari industri pendidikan,” tegas Dudung.
Guru Besar FKIP Unika Widya Mandala Surabaya, Anita Lie, mengapresiasi berbagai episode Merdeka Belajar termasuk salah satunya Kurikulum Merdeka. Menurut dia, langkah tersebut dapat mengubah dan mentransformasikan sistem pendidikan menjadi lebih baik karena setiap episode Merdeka Belajar bergerak sinergis sesuai fokus masing-masing.
Kurikulum Merdeka saling bersinergi dengan pengembangan kompetensi guru dan platform Merdeka Mengajar. Dia menyebut adanya program Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG), Kemendikbudristek menunjukkan komitmen bersama-sama mendampingi guru menjadi lebih kompeten serta dapat berkembang terus ke depan.
“Karena dengan lahirnya guru yang otonom, cerdas, dan dapat berpikir kritis akan dapat mengembangkan dan menjaga kurikulum (Kurikulum Merdeka) ini menjadi lebih baik,” ujar Widya.
Panitera Umum Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Ki Saur Panjaitan XIII, menuturkan implementasi Kurikulum Merdeka diejawantahkan Taman Siswa Ki Hajar dalam bentuk saling menghargai keragaman budaya Indonesia sebagai kebudayaan nasional. Dia menganalogikan Kurikulum Merdeka seperti budaya.
"Budaya kita sangat banyak sekali namun bukan untuk membeda-bedakan tetapi untuk memperkuat dan memperkokoh menjadi kebudayaan nasional,” tutur Ki Saur.
Nino berharap perubahan kurikulum ini bukan menjadi tujuan tapi menjadi cara atau kendaraan mencapai tujuan pendidikan, yakni perubahan kualitas pembelajaran di Indonesia. Visi pendidikan yang perlu disepakati bersama, yakni pendidikan harus dapat mengantarkan peserta didik menjadi manusia merdeka, mandiri, dengan karakter dan kompetensi yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.
“Itu tujuannya dan kami berharap ini bisa kita sepakati bersama menjadi sebuah visi bersama sehingga kita sama-sama bergerak dengan kapasitas kita masing-masing karena kesuksesan pendidikan tidak bisa bergantung pada satu pihak saja melainkan pekerjaan bersama,” tutur Nino.
Baca: Kurikulum Merdeka Dorong Perkembangan Karakter Anak Hingga Fleksibilitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News