"Guru di daerah itu berkreasi dengan pembelajaran dengan konteks lokal selama pandemi. Sayangnya, di kurikulum lama itu malah dianggap melanggar. Harapannya di kurikulum baru ini bisa mendukung kreativitas guru," tuai Bukik dalam Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis, 23 Desember 2021.
Kurikulum tersebut berpatokan pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Budaya Kerja (P5BK) dan peningkatkan minat bakat. Hal ini berbeda jauh dengan kurikulum sebelumnya yang menitikberatkan pada nilai dalam bentuk angka.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Lingkungan masyarakat mendikte guru dan sekolah berlomba-lomba mengejar nilai angka. Yang mana tidak relevan dengan kompetensi, bakat minat, dan kebutuhan murid. Kalau ini tidak sejalan, maka tidak akan terjadi hasil yang baik," ujar Bukik.
Ia memastikan 30 persen guru Indonesia sudah memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan kurikulum di sekolahnya. Namun, sisanya masih memerlukan bantuan panduan tekstual. (Mentari Puspadini)