Booth business matching Undip. DOK Undip
Booth business matching Undip. DOK Undip

Ikut Business Matching, Undip 'Dilamar' 15 Perusahaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Renatha Swasty • 05 Desember 2022 17:38
Jakarta: Universitas Diponegoro (Undip) sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) terus bergerak menciptakan inovasi teknologi dari hasil riset dan pengembangan, serta telah menghasilkan produk-produk inovasi di bidang rekayasa teknik, elektrik, pertenakan dan pangan, kelautan dan perikanan, serta kesehatan dan farmasi. Undip juga mendorong percepatan hilirisasi hasil riset, khususnya alat kesehatan dan farmasi.
 
Hal itu agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat sekaligus merupakan wujud komitmen Undip mendukung program prioritas pemerintah mewujudkan kemandirian produksi alat kesehatan dalam negeri. Undip melakukan upaya hilirisasi hasil riset, khususnya bidang kesehatan dan farmasi melalui kerja sama, baik dengan pemerintah maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri.
 
Undip melalui Direktorat Inovasi dan Kerja Sama Industri dan Biro Inovasi dan Kerja Sama turut serta mengikuti peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tahun 2022 dengan tema Pameran Bangga Produk Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Negeri dalam Mendukung Transformasi Sistem Kesehatan. Kegiatan diinisiasi oleh Undip (DIRGA Technovation), UI (IMEGA Technopark), GAKESLAB, dan Kementerian Kesehatan.

Undip mengirimkan lima perwakilannya yaitu Wakil Direktur Inovasi dan Kerja Sama Industri, Made Bayu Dirgantara; Suhartin; dan Rizal Mustofa dengan karya inovasi Stetoskop Digital, Myomes, Tangan Robot, dan Inovasi lain dari Center for Bio Mechanics Bio Material Bio Mechatronics And Bio Signal Processing (CBIOM3S).
 
Lalu, Jamari yang diwakili oleh Mohamad Izzur Maula dengan karya inovasi Oxyonizer dan inovasi lain dari Unidp Biomechanics Engineering & Research Centre (UBM-ERC). Selanjutnya, Martini, yang diwakili oleh Derico Hitipeuw dengan karya inovasi Vaccine Cooler Box dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
 
Undip dilamar oleh lebih dari 15 perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dan alat kesehatan di seluruh Indonesia. Seperti Konimex, Medtek, PT Graha Teknomedika (GTM), PT Hospiniaga, PT Kalmed Sejahtera, PT Miconos, dan lainnya.
 
Peserta dari universitas menempati meja yang telah disediakan sedangkan peserta dari perusahaan berputar dari meja ke meja. Waktu Business Matching adalah 8 menit, di mana 6 menit untuk berdiskusi dan 2 menit untuk mengisi form evaluasi.
 
Perusahaan dan perwakilan inventor dari Undip saling bertukar kontak untuk persiapan ta’aruf (pendekatan kedua belah pihak) untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai hilirisasi, hulunisasi, R&D, dan peluang kerja sama lainnya.
 
Langkah selanjutnya dari kegiatan Business Matching adalah dengan melamar. Undip akan mengundang, mengumpulkan, dan mempertemukan peneliti dengan DUDI untuk mewujudkan dan menyelesaikan serta memberikan solusi terhadap kebutuhan produk.
 
Khususnya alat kesehatan dan farmasi yang memeliki TKDN lebih tinggi dari produk yang ada saat ini dan lebih banyak dipenuhi oleh pemasok dari luar negeri dalam waktu dekat.
 
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengadakan Business Matching Hasil Riset Alat Kesehatan pada Sabtu, 5 November 2022 pukul 09.00 sampai 15.00 WIB di Hall 2, 3, dan 3A Indonesia Convention Exhibition BSD, Jalan BSD Grand Boulevard, Tangerang, Banten. Direktur Inovasi dan Kerja Sama Industri Undip, Dian Wahyu Harjanti, menyampaikan kerja sama erat antara Perguruan Tinggi (PT), DUDI, dan Pemerintah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kemandirian alat kesehatan (alkes).
 
Business Matching ini merupakan sarana pertemuan, perkenalan, dan penjajakan kerja sama antara Perguruan Tinggi dan calon mitra industri, baik untuk hilirisasi alat kesehatan produk hasil riset yang sudah ada maupun untuk hulunisasi. Terkait dengan hulunisasi, DUDI dapat menyampaikan permasalahannya kepada PT untuk diselesaikan melalui suatu reverse engineering atau pengembangan bersama suatu produk Alkes.
 
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia, menyampaikan untuk R&D, pengusaha dapat mempercayakan kepada PT dan untuk komersialisasi dapat dikerjasamakan bersama. Dia menyebut Business Mathcing sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi.
 
Sebab, perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan riset inovasi maupun rekayasa serta industri yang merupakan pihak yang bertemu baik langsung serta tidak langsung dengan pasar hasil riset dan inovasi. Serta menjadi pihak yang memiliki pemahaman kebutuhan masyarakat dan industri utamanya di dunia alat kesehatan dan farmasi.
 
Acara Business Matching tersebut dihadiri 39 peserta lain dari industri dan distributor alat kesehatan serta lima peserta perguruan tinggi yang terdiri dari Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Sumatra Utara, dan Institut Teknologi Indonesia.
 
Pertemuan kedua belah pihak dalam Business Mathcing ini diharapkan didapatkan informasi luas serta lebih baik terhadap masing masing pihak. Dengan memahami satu dengan lainnya, diharapkan ada kerja sama baik yang sifatnya riset pengembangan produk baru maupun rekayasa produk yang sudah ada untuk dibuat lebih efisien dan terjangkau serta melihat kemungkinan dikembangkan.
 
Baca juga: Dukung Kedaulatan Pangan, UGM Luncurkan Matching Fund Patriot Pangan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan