Shibasaki menerangkan paten yang dimiliki pihaknya terkait teknologi pengolahan kelapa sawit. Terutama terkait dengan teknik produksi biodiesel proses dingin yang menghasilkan produk samping Vitamin E dan Super Vitamin.
"Paten dengan berbagai keunggulan dan inovasi ini diperkenalkan luas untuk mendapatkan mitra yang ingin turut serta mengembangkan paten teknologi pengolahan kelapa sawit," jelas Shibasaki dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 Desember 2022.
FTUI menyambut baik tawaran kolaborasi ini. Dekan FTUI Heri Hermansyah mengungkap FTUI telah memiliki Technology Management Office yang akan membantu proses transfer teknologi dari paten yang ditawarkan.
"Selain itu, kami juga membantu membuka jalan untuk bertemu dengan pemerintah, dalam hal ini Kementrian ESDM dan industri untuk kemitraan," ucao Heri.
Pihaknya berharap teknologi ini akan meningkatkan hasil produk dari perkebunan kelapa sawit nusantara. Saat ini baru 160-an produk dari sawit.
"Masih tertinggal dari Malaysia yang sudah memiliki 200-an produk turunan sawitnya," ungkap dia.
Baca: Pengembangan Food Estate Sebaiknya Tiru Kelapa Sawit |
Selain berkunjung ke FTUI, Shibasaki dan timnya juga mengunjungi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperkenalkan dan meminta saran terkait paten miliknya. Tak cuma itu, Shibasaki juga membicarakan soal penerapan teknologi tersebut di Indonesia.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkap pihaknya menyambut baik tawaran kerja sama itu. Dia menyakini kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan industri akan sangat bermanfaat bagi industri kelapa sawit di Indonesia.
"Implementasi teknologi ini, masih perlu melakukan kajian keekonomian yang mendalam untuk dapat meyakinkan para investor kedepannya," jelas Dadan dalam pertemuan pada 2 Desember 2022.
Bersama FTUI, Shibasaki dan timnya juga melakukan kunjungan ke perusahaan kelapa sawit, Apical, Senin, 5 Desember 2022. Tujuan kunjungan itu untuk penjajakan kerja sama penerapan teknologi.
General Manager Refineries Operations Apical Lim Teck Guan mengungkapkan ketertarikannya dalam pertemuam itu. Menurut dia, Apical sangat tertarik dengan penawaran yang diberikan.
"Dan saat ini akan diproses langkah selanjutnya, seperti pengujian bahan baku dari Apical dan kajian keekonomiannya," ungkap Lim Teck Guan.
Untuk diketahui, PFAD merupakan produk samping yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi RBDPO (Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil) pada refinery plant. Jumlah produk samping PFAD yang dihasilkan pada proses penyulingan (refining) CPO berkisar 4 persen dari CPO yang diolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News