Lulusan berkualitas dimaksud Nizam yakni yang betul-betul produktif bagi kemajuan dirinya, dan secara kolektif bagi kemajuan bangsa. Kedua, melalui penelitian karena ekonomi Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan sumber daya alam, tetapi dari inovasi yang lahir dari perguruan tinggi. Ketiga, pengabdian masyarakat untuk mengembangkan masyarakat yang tercerahkan.
"Kita tidak ingin perguruan tinggi itu menjadi mata rantai yang lulusannya tidak relevan dengan dunia kerja, yang karya-karya inovasinya tidak nyambung dengan kebutuhan dunia kerja," kata Nizam mengutip siaran pers Ditjen Dikti, Sabtu, 26 Juni 2021.
Menurut Nizam, semangat itu yang mendorong Mendikbudristek Nadiem Makarim melakukan transformasi perguruan tinggi melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Program tersebut merupakan upaya untuk mengakselerasi SDM unggul yang dibutuhkan.
Dalam Kampus Merdeka, kata dia, kegiatan-kegiatan mahasiswa yang dirancang dalam sembilan kegiatan. Mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, kampus mengajar, penelitian, proyek kemanusiaan, kewirausahaan, studi independen, membangun desa hingga bela negara.
Baca: Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar Banyak Beri Inspirasi
Nizam menekankan, Indonesia harus meningkatkan kesiapannya dalam memasuki bonus demografi. Pasalnya, pergerakan ekonomi dunia saat ini, lebih dari 50 persen ada di Asia dibarengi dengan bonus demografi yang sedang dialami oleh negara-negara di ASEAN. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan tinggi menjadi tantangan besar yang dihadapi saat ini.
"Kita semua tahu bahwa kunci kemajuan itu terletak di sumber daya manusia tadi, ini menjadi tantangan besar untuk kita," papar Nizam.
Nizam menyebut, era revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang sudah mapan. Namun, banyak pula perkerjaan yang berubah, tetapi peluang lahirnya pekerjaan baru jauh lebih banyak dibandingkan pekerjaan yang hilang. Makanya, dibutuhkan SDM dengan kreativitas, inovasi, dan kompetensi baru.
"Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan, menyiapkan skill dan kompetensi baru yang saat ini belum ada, menyiapkan untuk suatu dunia kerja, kita menyiapkan anak-anak kita untuk kreatif, adaptif, problem solver serta menyiapkan untuk bisa menghadapi dunia digital yang sangat-sangat luar biasa mendisrupsi kehidupan kita ini," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News