Konferensi internasional yang berlangsung selama dua hari itu mengangkat tema Security, Stability, and National Development in the New Normal. Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Sri Lanka General GDH Kamal Gunaratne (Retd).
"Penting menata format negara untuk mengatasi dan melawan pandemi covid-19 secara lebih komprehensif," kata Octavian saat menjadi pembicara dalam konferensi itu, Kamis, 9 September 2021.
Pada makalah berjudul Post-Covid-19 Pandemic’s State Format and Roles, Octavian merancang format yang dapat kompatibel dengan tata negara dan tata pemerintahan dunia dalam menghadapi pandemi.
"Format negara ke depan adalah mengatur basis tugas lembaga negara dengan aparat negaranya. Lalu, tugas instansi pemerintah dengan aparat pemerintahnya," kata dia.
Menurutnya, pandemi covid-19 memaksa negara membuat format lembaga dan instansi yang lebih tertata. Menurutnya, ke depan peran lembaga negara dan instansi pemerintah akan terbagi ke dalam peran aktif dan peran partisipatif.
"Kedua peran itu bisa lebih efektif dan efisien mengatasi dan atau melawan pandemi covid-19," ujarnya.
Octavian yakin, dengan penataan format dan harmonisasi lembaga negara dan instansi pemerintah, upaya mendeteksi dan mencegah pandemi di masa mendatang dapat lebih terukur.
Konferensi ini bertujuan untuk mendapatkan gagasan baru dan ide-ide cemerlang para pembicara. Diharapkan, masukan ini bisa menjadi basis penelitian selanjutnya.
Konferensi dibagi ke dalam beberapa kategori. Yakni, defence and strategy; medicine and health; engineering; management; law; environment and spatial; computing; dan basic and applied sciences.
Adapun pembicara dalam konferensi ini adalah Prof Roger Kangas dari US National Defense University; Prof Liu Zongyi dari Shanghai Insitute of International Studies; Prof Shahab Enam Khan dari Jahangirnagar University, Banglandesh; dan Air Marshal D Choundhury dari National Defence College, India.
Hadir pula para pejabat utama Kementerian Pertahanan Sri Lanka, perwira tinggi Angkatan Bersenjata Sri Lanka, pejabat organisasi internasional, para akademisi dari perguruan tinggi, dan think tank dari berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News