dari belanja negara di 2019, atau sebesar Rp487,9 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk beberapa fokus, di antaranya penguatan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Presiden Joko Widodo mengatakan, jumlah itu meningkat 38,1 % dibandingkan realisasi anggaran pendidikan di 2014, yakni sekitar Rp353,4 triliun. "Belanja negara untuk bidang pendidikan pada 2019 ini akan diarahkan untuk memperkuat program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 57 juta siswa di seluruh Indonesia," kata Jokowi saat menyampaikan Pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Anggaran BOS dinilai efektif meningkatkan angka partisipasi murni (APM) untuk SD, SMP, SMA, dan madrasah. Tidak hanya itu, anggaran pendidikan akan fokus untuk meningkatkan kualitas guru PNS dan non-PNS melalui tunjangan profesi, percepatan pembangunan, serta rehabilitasi sekolah.
Selain itu, anggaran juga ditujukan untuk membangun 1.407 ruang praktik SMK, bantuan pelatihan dan sertifikasi 3.000 mahasiswa, memperkuat program vokasi yang lebih masif dan terintegrasi lintas kementerian. "Serta pembangunan sarana kelas dan laboratorium di 1.000 pesantren," sebut Presiden.
Pada tahun depan juga, Pemerintah akan memberikan beasiswa kepada 20,1 juta siswa melalui Program Indonesia Pintar dan 471,8 ribu mahasiswa melalui beasiswa Bidikmisi. Dalam periode 2014-2019, Jokowi menegaskan, Pemerintah melakukan investasi melalui LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).
Yakni dengan memberikan beasiswa kepada sekitar 27 ribu mahasiswa dari seluruh pelosok Tanah Air agar dapat melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di perguruan tinggi terbaik di dalam maupun di luar negeri. "Serta membiayai 123 kontrak riset terpilih," imbuhnya.
Baca: Presiden Tantang Perguruan Tinggi Dobrak Kebiasaan Lama
Jokowi menyebutkan, pada anggaran sebelumnya, Pemerintah telah memberikan bantuan pendidikan dan beasiswa dari jenjang pra-sekolah hingga SD, SMP, dan SMA, pendidikan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah, bahkan sampai dengan jenjang pendidikan tertinggi S3 bagi seluruh anak bangsa yang berpotensi. "Terutama bagi yang kurang mampu," tegas Jokowi.
Menurut Jokowi, aset paling penting dari bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM), karena itu, Pemerintah tidak hanya memprioritaskan investasi fisik, tapi juga investasi SDM, salah satunya melalui investasi di sektor pendidikan. Dengan terobosan-terobosan kebijakan tersebut, Jokowi berharap mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia hingga bersaing di dunia Internasional.
"Untuk semakin memperbaiki kualitas sumber daya manusia sesuai dengan amanat konstitusi," ujar Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News