Profesor bidang kesehatan lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Ririh Yudhastuti menjelaskan ada tiga jenis sumber air minum yakni, air olahan PDAM, sumur gali, dan tadah hujan.
Ririh menyebut sumber air dari sumur galian semakin dalam sumur akan semakin terbebas dari kontaminasi tinja. “Tinja manusia, hewan, ataupun yang lainnya,” kata Ririh dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 1 November 2022.
Sementara itu, usaha air kemasan bermerk berada di tingkat industri. Sehingga, ada standar yang harus dipenuhi yaitu Hazard analysis and critical control points (HACCP). HACCP adalah bentuk penjamin mutu yang sistematis untuk mengidentifikasi bahaya sekaligus bahan yang terkandung dalam suatu produk.
“Dan biasanya digunakan untuk controlling bahwa industri air minum ini sudah melewati HACCP ini. Oleh karena itu salah satu standar HACCP harus mencantumkan tanggal kedaluwarsa,” ucap dia.
Sedangkan, air isi ulang biasanya dinas kesehatan melalui Puskesmas menginspeksi depo dua kali dalam setahun. Hal itu agar penjamah tidak terkena penyakit menular seperti tipes dan TBC. Selain itu, juga memastikan tidak ada penularan melalui air atau makanan (food borne diseases).
Ririh menyarankan masyarakat yang memakai air isu ulang untuk melihat sarana dan prasarana depo. Seperti, memeriksa kebersihan dan kehigenisan pencucian galon.
“Walaupun pencucian mereka sudah menawarkan macam-macam seperti ozon atau yang lainnya. Tapi, kalau pencucian mereka tidak bersih akan membawa air yang tidak bersih,” kata dia.
Ririh juga mendorong depo air isi ulang melaporkan kepada pihak Puskesmas atau dinas kesehatan bila ada sesuatu yang diragukan. Sebagai konsumen, bila masih ragu dengan air tersebut, sebaiknya merebus air selama satu menit dalam suhu 100 derajat celcius agar bersih terhadap mikroorganisme.
Ririh juga menjawab dugaan air tercemar itu dengan kasus gagal ginjal akut pada anak. Dia mengaku belum mendalami hubungan tersebut. Namun, air tidak banyak berkontribusi pada gagal ginjal akut.
“Karena yang penyakit ginjal itu biasanya kronis dan bukan air penyebab utamanya. Biasanya bisa pola makannya,” ucap dia.
Ririh menjelaskan temuan etilen glikol yang menyebabkan gagal ginjal akut dikarenakan kandungan asam oksalat yang tajam. Hal tersebut merusak tubulus dan glomerulus ginjal secara cepat.
“Dan itu terjadi pada anak-anak karena ginjal mereka masih dalam tumbuh kembang,” tutur dia.
Ririh juga membagikan tips memeriksa, mengonsumsi, dan menyimpan air minum. Dia menyarankan untuk memilih air yang secara organoleptik bebas warna, bau, dan rasa. Semenatar itu, air panas baiknya disimpan pada wadah kaca atau keramik, stainless steel lebih baik.
Baca juga: Waduh, 70% Air Minum Tercemar Tinja dan jadi Faktor Utama Kematian Balita |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News