Masing-masing gereja juga menceritakan komitmen dan pelayanan yang dilakukan untuk masyarakat miskin di beberapa tempat di Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi seperti pengolahan makanan atau pelayanan di bidang pendidikan melalui Yayasan Kasih Abadi Untuk Mentawai (KAUM).
Pelayanan ke daerah-daerah tersebut dilakukan oleh masing-masing Sinode tetapi ada juga pelayanan yang dilakukan secara bersama oleh gereja-gereja seperti yang dilakukan melalui pusat pelatihan misi terpadu (PPMT) yang digerakkan oleh Sinode Gereja Kristus Yesus.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom menyampaikan, kepedulian gereja-gereja di Indonesia terhadap masyarakat miskin sudah dimulai sejak tahun 1970. Dalam Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (dulu DGI, sekarang menjadi PGI) 1971, gereja-gereja menyadari bahwa dirinya bertanggung jawab untuk membebaskan manusia dari penderitaan yang disebabkan oleh keterbelakangan, penyakit, dan kemiskinan.
Salah satu perwujudkan kesadaran itu adalah dibentuknya Pusat Pelatihan Motivator di Cikembar, Sukabumi. Gereja-gereja mengirimkan para pemudanya untuk dilatih selama lebih kurang setahun di Cikembar untuk menjadi penggerak pembangunan desa.
Pasca diperlengkapi, para pemuda ini tinggal di desa-desa dan menjadi penggerak pembangunan desa. Ini merupakan pembangunan desa melalui pemberdayaan atau pengembangan masyarakat (community development).
Sayangnya, kegiatan ini berhenti, padahal motivator penggerak desa ini adalah cara kreatif dan efektif mengentaskan kemiskinan. Karena itu, Gomar mengapresiasi apa yang dilakukan kelima sinode gereja yang berkumpul kali ini.
“Pelayanan saudara-saudara adalah perwujudan oikumene gereja. Kiranya hal ini terus berjalan dan jika memungkinkan, kelima sinode yang berkumpul hari ini dapat menghidupkan kembali motivator PGI,” kata Gomar dalam siaran persnya, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Kampus Unggul
Rektor Ukrida, Wani Devita Gunardi menyampaikan terima kasih untuk para pimpinan sinode beberapa gereja yang hadir di RS Ukrida. Wani juga menjelaskan visi Ukrida untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul di level nasional dan internasional berdasarkan nilai Kristiani.Selain itu juga dalam presentasinya tentang Ukrida, Wani mengatakan, GKI Sinode Jawa Barat pada waktu itu ikut membidani kelahiran Ukrida di 1967. Saat ini, Ukrida yang memiliki akreditasi Baik Sekali dengan lima Fakultas dan 14 Program Studi terus melaksanakan misinya dengan motto Lead to Impact.
Sebagai perwujudan nilai Kristiani, Ukrida bukan hanya menerima mahasiswa yang mampu secara finansial dan di Jakarta tetapi juga mahasiswa dari berbagai daerah, termasuk Papua, yang membutuhkan dukungan beasiswa. "Sejak tahun 2019 sampai 2022 mahasiswa Ukrida yang berasal dari Papua berjumlah 61 orang, dan ini menjadi bagian dari tekad Ukrida mewujudkan pemerataan Pendidikan,” ujar Wani.
Selanjutnya Rektor Ukrida dalam presentasinya juga menginformasikan berbagai program beasiswa untuk GKI, seperti beasiswa Klasis di Jakarta dan beberapa di Jawa barat. Juga berbagai beasiswa lainnya, serta ditampilkan testimoni para mahasiswa Ukrida yang merupakan warga jemaat GKI.
Direktur Rumah Sakit Ukrida, Eka Widrian Suradji mengatakan, komitmen RS Ukrida menjadi RS yang mengobati dengan kasih dan merawat dengan hati (healing with care, caring with heart). RS Ukrida per Juli 2022 menjadi RS Tipe C yang menawarkan harga terjangkau yang berkeadilan bagi pasien, di tengah-tengah anggapan negatif masyarakat terhadap rumah sakit yang komersial.
RS UKRIDA juga melayani pasien tanpa membeda-bedakan latar belakangnya, dan per Januari 2022 RS Ukrida menerima pasien dengan layanan BPJS. Salah satu misi RS Ukrida adalah mengembangkan RS Pendidikan yang berkualitas Bersama FKIK Ukrida.
Selanjutnya, Eka juga memperkenalkan layanan Rumah Duka dan Krematorium Tabitha-Ukrida, yang berkomitmen menjadi sahabat bagi keluarga yang berduka cita. Rumah Duka dan Krematorium Tabitha-Ukrida juga memiliki Krematorium dengan mesin kremasi yang ramah lingkungan sebab memakai bahan bakar gas Compressed Natural Gas (CNG).
Pendeta Sheph Davidy Jonazh, Ketua Sinode GKI Wilayah Jawa Barat, yang menjadi tuan rumah pertemuan, menyampaikan terima kasih untuk kehadiran para pimpinan sinode dari beberapa gereja. Selanjutnya, Pdt. Davidy juga mengajak para pimpinan gereja untuk terus membangun kebersamaan, agar bisa mewujudkan panggilan gereja melalui perbuatan kasih, khususnya mereka yang membutuhkan.
GKI Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewujudkan hal tersebut dalam kolaborasi dengan gereja-gereja dan masyarakat. Tentunya bukan hanya GKI tetapi dalam persekutuan dan kebersamaan berkarya dengan gereja-gereja lain, karena memang menjadi karya kebersamaan dalam penyelenggaraan Ilahi, Providentia Dei.
"Membangun masyarakat memang tidak terlepas dari membangun kemanusiaan. Dengan bergandengan tangan antara gereja sebagai pemiliknya, bersama Ukrida dan RS Ukrida, berkomitmen untuk terus berkarya dan menjadi berkat bagi sesama," ujarnya.
| Baca juga: Belum Punya Minat Bakat? Coba 5 Cara Ini untuk Menggalinya Supaya Tidak Salah Pilih Jurusan Kuliah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id