Dalam forum yang mengumpulkan para pimpinan perusahaan, ekonom, peneliti, dan investor ini, dibahas berbagai topik terkait tiga isu prioritas dalam KTT G20. Yaitu transisi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan global.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani di forum tersebut mengatakan, pemerintah saat ini memiliki tantangan untuk mengelola kondisi kompleks dan melanjutkan upaya dalam memulihkan perekonomian nasional akibat pandemi covid-19.
“Kita sadar bahwa global economic membuat situasi yang cukup kompleks bagi Pemerintah untuk merespons. Ditambah lagi dengan geopolitik perang di Ukraina yang menyebabkan disrupsi supply, sehingga mendorong inflasi tinggi pada food, fertilizer, dan energy yang direspons dengan kebijakan moneter. Ini yang menimbulkan kompleksitas, sehingga policy space mengecil. Inflasi yang tinggi ini diikuti naiknya tingkat suku bunga dan menguatnya US Dollar,” kata Sri Mulyani.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan dalam kesempatan yang sama melihat adanya potensi ekonomi digital yang kuat di Indonesia. Salah satunya terbukti dari penggunaan e-catalog yang mampu mendorong efisiensi pengadaan barang dan jasa, mengurangi korupsi, dan menciptakan kesempatan kerja.
Ia menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar dilakukan percepatan digital transformation yang berbasis agriculture and ocean sehingga seluruhnya akan didorong untuk dilakukan digitalisasi.
Bloomberg CEO Forum 2022 dibuka oleh CEO LPS Lana Soelistianingsih, menyoroti pentingnya Presidensi G20 Indonesia 2022 dan komitmen pemerintah untuk membuat safe, equal and growth oriented untuk lingkungan bisnis dan mengedepankan stabilitas di bidang keuangan dengan meminimalkan risiko terhadap sistem perbankan. Outlook ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 terbilang baik sehingga pemerintah perlu mendorong penciptaan iklim investasi yang lebih baik agar mampu meningkatkan minat investor.
Dengan iklim investasi yang baik, posisi bank di Indonesia juga akan dapat mendorong investasi. Dalam Presidensi G20, Indonesia memiliki agenda untuk memperkuat ketahanan kesehatan global dan membantu sistem kesehatan global menjadi lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap krisis.
Diskusi bertema “Strengthening Global Health Sector Resilience” yang dipandu dr. Agustin ini mempertemukan pakar di bidang kesehatan, baik dari pemerintah, industri, maupun akademisi.
Staf Khusus Menteri Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Laksono Trisnantoro menyebutkan, setidaknya ada tiga agenda prioritas untuk memperkuat ketahanan kesehatan global. Pertama, membangun ketahanan sistem global dengan memastikan sumber dana darurat dapat diakses oleh seluruh negara dalam penanganan pandemi.
Kedua, menentukan standar kesehatan global untuk menangani dampak Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi. Ketiga, memperluas infrastruktur global untuk menghentikan penyebaran pandemi dan memastikan seluruh negara memperoleh layanan kesehatan yang sama.
Pandemi Covid-19 memberi dampak dalam banyak aspek kehidupan, namun juga memberi kesadaran perlunya menjalin kerja sama internasional, baik di tingkat Asia-Pasifik maupun global. Menuruf Dekan Fakultas Kedokteran UI, Ari Fahrial, kolaborasi diperlukan untuk menangani pandemi karena pandemi tidak mengenal batasan negara.
Baik pemerintah, industri, sektor swasta, dan seluruh komunitas global dapat saling berbagi untuk membangun ketahanan bersama. Menurut Ari, andemi mengubah banyak hal, termasuk pembelajaran di FK UI.
"Kami memiliki banyak mahasiswa yang tersebar di berbagai rumah sakit untuk belajar secara langsung menangani pasien. Saat pandemi melanda, tentu kami harus melindungi mereka dan pasien. Oleh karena itu, kolaborasi sangat diperlukan," terangnya.
Alumni UI, kata Ari juga banyak membantu dengan menyumbang alat kesehatan. "Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain dan industri juga dibangun untuk menciptakan berbagai inovasi, seperti salah satunya Covent. Kita tentu tidak menginginkan pandemi terjadi lagi, namun jika itu terjadi di masa depan, kita dapat lebih siap menghadapinya,” ujar Ari Fahrial.
Baca juga: Elon Musk Sebut Mahasiswa Harus Miliki Rasa Ingin Tahu Besar |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News