Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam. Foto: Zoom
Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam. Foto: Zoom

Mahasiswa Diminta Tak Khawatir, Pelunasan Uang Saku MBKM 2021 Diteruskan di 2022

Citra Larasati • 26 Desember 2021 21:04
Jakarta:  Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Kebudayaan (Kemendikbudristek), Nizam menegaskan bahwa pencairan uang saku program Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2021 yang belum terbayar masih akan dilanjutkan di 2022.  Nizam meminta mahasiswa untuk tidak khawatir, karena haknya akan tetap terpenuhi.
 
Berdasarkan data Kemendikbudristek per Desember 2021, sekitar 1.100 mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), 1.000 mahasiswa Kampus Merdeka, dan 780 mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) masih terkendala kelengkapan dokumen, sehingga uang saku belum dapat diterima.
 
Begitu juga sekitar 600 mentor MSIB, 450 dosen pembimbing lapangan KM, dan 180 pendamping PMM. Nizam mengatakan, sejak Oktober 2021, Kemendikbudristek dan LPDP telah menghubungi satu per satu peserta, mentor, dosen pembimbing lapangan, dan pendamping yang belum melengkapi informasi sebagai syarat pencairan.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra, mentor, dan juga dosen yang telah bekerja sama dan mendampingi para mahasiswa dalam menimba pengalaman melalui program-program ini. Kepada para mahasiswa yang telah mengikuti program ini, saya ucapkan selamat dan apresiasi atas kesabarannya.
 
"Kami mohon maaf atas berbagai kendala dan keterlambatan dalam pemenuhan hak mahasiswa dan mitra, perlu diingat merupakan tanggung jawab kami bahwa semua pihak akan mendapatkan pembayaran yang menjadi haknya," kata Nizam.
 
Baca juga:  1.600 Peserta MSIB Belum Terima Uang Saku Diminta Segera Lengkapi Informasi
 
Bagi yang belum mendapatkan pembayaran sepenuhnya, kata Nizam, tidak perlu merasa khawatir. Karena pencairan kegiatan tahun 2021 masih akan diteruskan di tahun 2022 sampai semuanya selesai.
 
"Tidak ada yang haknya tidak dipenuhi," jelas Nizam.
 
Nizam menjelaskan, bahwa berbagai program yang diberikan oleh negara ini tujuannya agar mahasiswa dapat fokus dan bersemangat mencari pengalaman, ilmu baru, dan kompetensi untuk berjejaring.
 
"Banyak sekali testimoni positif yang kami terima. Kami berterima kasih kepada para peserta Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Saya berharap pengalaman berharga yang diperoleh dari mengikuti program ini akan betul-betul menjadi bekal di masa depan,” ujar Nizam.
 
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka membuka kesempatan yang tidak ada sebelumnya kepada ribuan mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri di luar perguruan tinggi mereka. Tahun 2021, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah diikuti oleh sekitar 12.800 mahasiswa pada program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
 
Sebanyak 21.700 mahasiswa pada program Kampus Mengajar (KM), 8.200 mahasiswa pada Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), dan 950 mahasiswa pada Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
 
Erwan Cerentio, salah satu mahasiswa peserta MSIB yang mendapatkan kesempatan magang di salah satu perusahaan telekomunikasi ternama menyatakan, “Saya bisa mengalami dinamika perusahaan-perusahaan besar bahkan sebelum selesai kuliah. Saya sampai nangis saat harus belajar dan berproses. Tapi, persiapan dan fasilitas yang diberikan program ini sangat membantu Saya," kata Erwan.
 
Lebih lanjut, Erwan mengatakan bahwa kesempatan mengikuti program MSIB sangat baik bagi mahasiswa. “Erwan mendapatkan kesempatan terbaik untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Ini adalah tiga bulan paling berharga bagi Erwan. Sulit membayangkan mahasiswa bisa bertahan di dunia profesional nantinya tanpa ada kesempatan ini,” jelas Erwan yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada.
 
Program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memungkinkan mahasiswa pesertanya serta mentor perusahaan dan dosen pendamping mendapatkan dukungan uang saku, biaya hidup, atau honor selagi menjalankan kegiatan. Dukungan tersebut berasal dari anggaran negara.
 
Karenanya, sebagai syarat pencairan, akuntabilitas informasi dari peserta dan proses pencairan itu sendiri sangat penting untuk dijaga.  Di tengah suksesnya program yang dilaksanakan, tetap saja ada tantangan yang masih harus dihadapi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan