Penerapan pendidikan yang lebih inklusif salah satu kunci utama dalam menjawab berbagai tantangan global saat ini. "Pendidikan yang lebih inklusif harus dikedepankan untuk menghadapi berbagai tantangan saat ini, mulai dari kesenjangan sosial hingga disrupsi teknologi yang terjadi," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Secara umum, ujar Lestari, pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang memastikan semua individu, tanpa terkecuali, termasuk anak berkebutuhan khusus, kelompok marginal, dan mereka yang terdampak konflik, memiliki kesempatan belajar yang setara.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat, Pemerintah harus memperkuat regulasi dan alokasi anggaran, serta memastikan 20% APBN benar-benar didedikasikan untuk pendidikan. Rerie mengungkapkan, data Kemendikbudristek 2024 bahkan mencatat hanya 5 persen dari alokasi dana pendidikan ditujukan untuk pendidikan inklusif.
Baca juga: Kemampuan Numerasi Kunci Menciptakan Generasi Unggul di Segala Sisi |
Selain itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, pelatihan guru dalam menangani keberagaman siswa juga sangat penting. Karena, tambah dia, data World Bank (2023) menyebutkan bahwa 60 persen guru di negara berkembang belum terlatih dalam metode pembelajaran inklusif.
Diakui Rerie, sejumlah tantangan untuk mewujudkan pendidikan inklusif seperti stigma sosial terhadap anak berkebutuhan khusus, infrastruktur yang belum merata, serta kurangnya data akurat terkait anak putus sekolah dan berkebutuhan khusus, masih dihadapi di Tanah Air.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar semua pihak terkait dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat dapat membangun kolaborasi yang kuat untuk mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata bagi setiap anak bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id