Annisa Himmatul. A, wisudawan FK Undip. DOK Undip
Annisa Himmatul. A, wisudawan FK Undip. DOK Undip

Cerita Annisa, Anak Buruh Lulus dari FK Undip dengan IPK 3.96

Renatha Swasty • 13 Februari 2025 16:05
Jakarta: Keterbatasan ekonomi tidak membuat Annisa Himmatul .A takut bermimpi. Bahkan, Annisa membuktikan kerja keras dan dukungan dari lingkungan akademik yang baik dapat mengantarkannya mewujudkan mimpinya.
 
Annisa menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) dan mengikuti wisuda Undip ke-177 di Muladi Dome dengan IPK nyaris sempurna, 3.96. Sejak kecil, Annisa ingin menjadi dokter.
 
Namun, melihat kondisi ekonomi keluarganya ia sempat mengubur impiannya. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Annisa tumbuh dalam keluarga yang sangat sederhana namun menghargai pendidikan. Ayahnya bekerja sebagai buruh di sebuah toko meuble dan ibunya merupakan penjahit.

Menginjak kelas 10, Annisa termotivasi kembali menjadi dokter ketika salah satu kakak kelasnya berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran. Dari situ, ia yakin bisa meraih mimpinya menjadi dokter.
 
Annisa bersyukur diterima di FK Undip dan selama berkuliah mendapatkan beasiswa Bidikmisi, sekarang Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sehingga, ia tidak perlu membayar uang kuliah dan bahkan mendapat bantuan biaya hidup.
 
Namun, bukan berarti dia bisa hidup dengan berlebihan. Untuk menghemat biaya, Annisa harus berjalan kaki dari tempat tinggalnya saat itu yaitu di Rusunawa Undip ke kampus, sebelum akhirnya perkuliahan berjalan daring karena pandemi covid-19.
 
Annisa bersyukur di Undip dapat merasakan lingkungan akademik inklusif dan suportif. Ia merasa didukung tidak hanya oleh teman-temannya tetapi juga oleh dosen yang selalu memberikan motivasi.
 
Baca juga: Kisah Syaikha, Wisudawan Terbaik SV Undip Digaet 4 Perusahaan dalam Sebulan

“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa kenal dengan banyak teman yang selalu mendukung saya, baik secara emosional maupun dalam hal lain. Tidak ada perbedaan meskipun latar belakang ekonomi saya sangat berbeda dengan teman-temannya. Dosen-dosen juga sangat mendukung, mengajar kami dengan sepenuh hati, dan memotivasi kami untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, baik S2 maupun spesialis,” kenang Annisa dikutip dari laman undip.ac.id, Kamis, 13 Februari 2025.
 
Annisa juga mengakui peran penting dari berbagai elemen dalam proses pembelajarannya. Ia berterima kasih pada ‘guru-guru’, khususnya cadaver/jenazah yang diawetkan untuk belajar materi kedokteran dan pasien-pasien yang sudah memperbolehkannya untuk belajar saat koas.
 
“Tanpa mereka saya tidak akan bisa sampai di titik ini. Tanpa mereka, saya dan teman-teman tidak akan bisa menjadi dokter,” tutur dia.
 
Annisa mengungkapkan kunci suksesnya menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Undip adalah pentingnya mengenali kemampuan diri sendiri. Dia juga menerapkan strategi belajar yang efektif.
 
“Harus tahu kemampuan diri sendiri, belajar lebih ekstra sesuai dengan materi, dan pastinya banyak berdoa,” ujar dia.
 
Dia memang anak yang tekun dan berprestasi sejak SMA serta aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik maupun non akademik. Setelah menyelesaikan studinya, Annisa kini tengah menunggu penempatan internship dari Kementerian Kesehatan.
 
Program ini merupakan tahap penting bagi lulusan kedokteran sebelum dapat berpraktik secara profesional. “Setelah internship, rencananya saya ingin bekerja sembari mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi ke jenjang S2,” tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan