"Menteri tentu harus diisi oleh pakarnya. Bukan seperti yang sekarang," kata Edy kepada Medcom.id, Selasa, 24 September 2024.
Terlebih, kata dia, terdapat wacana nomenklatur Kemendikbudristek akan dipecah. Sehingga kementerian yang mengurus pendidikan akan lebih fokus.
"Jangan juga hanya karena berlatar belakang politik. Jadi sosok yang betul-betul paham pendidikan, pendidikan tinggi, yang open minded, dan memiliki kepemimpinan yang baik. Jadi punya backgroud akademik dan manajerial," tutur Edy.
Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia 2004-2009, Jusuf Kalla (JK), juga pernah mengkritisi Nadiem Makarim. JK menilai Nadiem satu-satunya menteri bidang pendidikan yang tak memiliki pengalaman di bidang tersebut.
"Mas Nadiem yang tidak punya pengalaman di bidang Pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," beber JK dalam acara Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan di Jakarta, Sabtu, 6 September 2024..
JK berandai apabila ia bisa menentukan posisi Mendikbudristek, Nadiem bukanlah pilihannya. Dia juga mengingatkan supaya ke depan, tak ada lagi menteri seperti Nadiem.
"Saya katakan saja, yang ke depan jangan lagi begitu pilih menteri. Saya minta maaf ya sampaikan ini di depan Bu Sekjen Kemendikbudristek (Suharti)," ujar JK.
Baca juga: JK Kritik Nadiem: Tak Berpengalaman, Jarang ke Kantor, Jangan Lagi Pilih yang Begini |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News