Hal itu, sempat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia saat pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020. Pemerintah Kota Surabaya misalnya, tahun lalu mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Walikota untuk mewajibkan peserta UTBK-SBMPTN membawa hasil rapid test ke pusat UTBK guna memastikan kondisi kesehatannya.
Ketua pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Budi Prasetyo Widyobroto berharap syarat rapid test tidak ada di 2021. Sebab dia meyakini ada penurunan kasus saat UTBK-SBMPTN 2021 dilaksanakan.
"Saya berdoa tidak perlu swab atau rapid. Kita berdoa virus sudah selesai semua dengan adanya vaksin. Tapi kita lihat perkembangan," ujar Budi dalam Sosialisasi Daring SNMPTN-UTBK-SBMPTN 2021, Rabu 16 Desember 2020.
Baca: SNMPTN dan UTBK/SBMPTN 2021 Masih Terapkan Protokol Covid-19
Namun, satu hal yang dia bisa pastikan adalah penerapan protokol kesehatan. Walaupun nanti keberadaan vaksin dapat menurunkan kekhawatiran penularan virus korona, protokol kesehatan, menurutnya, harus tetap diterapkan.
"Kita tetap menjalankan protokol kesehatan. Tapi dengan adanya vaksin semoga tidak ada kekhawatiran seperti sebelumnya," sambung dia.
Selain itu, untuk pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2021, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan Satgas covid-19 di daerah. Hal ini untuk memantau kesiapan serta kondisi wilayah yang akan menjadi pusat UTBK.
"Kita akan berkoordinasi dengan satgas covid-19 daerah masing-masing, itulah yang akan mengizinkan dan seperti apa itu (pelaksanaan UTBK) di wilayah ada di satgas masing-masing," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News