Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. DOK YouTube SNPMB BPPP
Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. DOK YouTube SNPMB BPPP

Hadapi Bonus Demografi, Generasi Muda Mesti Pertimbangkan Kerja di Luar Negeri

Ilham Pratama Putra • 16 Juni 2023 14:53
Jakarta: Indonesia diprediksi memasuki bonus demografi pada 2045. Bonus demografi adalah kondisi di mana masyarakat usia produktif lebih banyak dibandingkan masyarakat usia tidak produktif.
 
Pada masa itu, persaingan dunia kerja diprediksi kian ketat karena melimpahnya angkatan kerja di Tanah Air. Jauh sebelum memikirkan banyaknya lapangan pekerjaan baru yang hadir di 2045, lulusan harus lebih bermanuver mencari lapangan kerja.
 
Pilihan bekerja di luar negeri dapat menjadi pertimbangan ketimbang tak mendapat kerja di Indonesia dan malah menjadi pengangguran.

"Peluang bekerja di luar negeri harus menjadi perhatian kita. Saat ini banyak negara mengalami aging society, sehingga kekurangan angkatan kerja," beber Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam, kepada Medcom.id, Jumat, 16 Juni 2023.
 
Selain itu, penting juga membentuk mahasiswa yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, bisnis baru, maupun ekonomi baru. Nizam mengatakan mahasiswa juga mesti dibekali kecakapan pekerjaan yang berkaitan teknologi.
 
"Seperti AI, machine learning, big data analytics, green engineering, circular economy, dan sebagainya. Sehingga kita harapkan lulusan juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri," jelas Nizam.
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bonus demografi harus dikelola dengan baik. Dia mengatakan salah satu masalah tak bisa mengelola bonus demografi yang baik adalah sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan.
 
"Saking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 (pascasarjana) yang seharusnya bisa menjadi guru saat ini menjadi tukang sapu," ujar Jokowi saat meluncurkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023.
 
Jokowi menegaskan Indonesia harus memiliki strategi mengelola bonus demografi hingga 63,8 persen dari total populasi pada 2030. Seluruh jajaran diingatkan tidak menggunakan istilah bertele-tele dalam menyusun pengelolaan bonus demografi.
 
"Pengembangan, apa itu pengembangan. Penguatan, apa itu penguatan. Pemberdayaan, harus to the point apanya, harus taktis apanya untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045," sebut dia.
 
Baca juga: Bonus Demografi Mesti Terserap Sempurna, Kampus Harus Bekali Lulusan Kompetensi Kerja

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan