Senior Staff Scientist di Space Telescope Science Institute (STScI) Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Tri L Astraatmadja. DOK ITB
Senior Staff Scientist di Space Telescope Science Institute (STScI) Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Tri L Astraatmadja. DOK ITB

Menyingkap Kosmologi Supernova Lewat Teleskop Nancy Grace Roman

Renatha Swasty • 18 Maret 2024 10:27
Jakarta: Senior Staff Scientist di Space Telescope Science Institute (STScI) Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Tri L Astraatmadja, mengatakan astronom mengamati alam semesta memuai. Kecepatan pemuaian alam semesta dinyatakan oleh bilangan yang dinamakan Konstanta Hubble (H0). Konstanta ini berubah berdasarkan waktu dan dapat diukur dari jarak supernova.
 
"Perumpamaan pemuaian alam semesta ini seperti kumpulan kismis di dalam oven, seiring berjalannya waktu mereka akan memuai dan menjauh satu sama lain. Kami meyakini bahwa alam semesta memuai dengan laju semakin lambat,” papar Tri dalam kelas kolokium astronomi yang digelar Kelompok Keahlian Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 18 Maret 2024.
 
Tri menyebut dalam penelitian mengenai parameter perlambatan itu, astronom menemukan energi gelap. Dia menjelaskan energi gelap merupakan energi tak dikenal yang melawan efek gaya gravitasi.

“Energi gelap ini dibuktikan dari pengamatan supernova tipe Ia. Supernova tersebut merupakan salah satu objek astronomis yang diketahui kecerlangannya atau disebut lilin standar. Menentukan jarak dari suatu objek dalam astronomi akan sulit dilakukan tanpa menggunakan lilin standar," kata dia.
 
Pengamatan ini mendapati sejenis energi misterius yang memiliki persamaan keadaan negatif yang disebut energi gelap. Keberadaan energi gelap ini justru membuat ekspansi alam semesta semakin cepat.
 
Untuk menjawab teka-teki itu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), merancang teleskop antariksa Nancy Grace Roman. Teleskop ini mencoba menjawab pertanyaan krusial ilmu kosmologi dan mengungkap energi gelap di alam semesta.
 
Tri menuturkan keunggulan teleskop mata-mata ini memiliki badan pandang yang luas. Apabila teleskop Hubble memerlukan 180 pengamatan, teleskop Nancy Grace Roman bisa merekamnya dalam satu kali pengamatan saja.
 
“Teleskop ini dibekali dengan 6 filter pencitraan dan prisma untuk spektroskopi nircelah. Cahaya lain akan terblokir sehingga spektrum yang dihasilkan benar-benar didapatkan dari objek yang tengah diamati,” ujar Tri.
 
Teleskop ini juga ditunjang dengan detektor Wide Field Instrument (WFI) yang memiliki kemampuan mengukur cahaya dari satu miliar galaksi selama 5 tahun waktu operasinya. Hal itu akan menyokong misi utama teleskop Nancy Grace Roman dalam penyelidikan energi gelap.
 
Instrumen bidang luas di ini akan membantu astronom dalam memetakan distribusi materi di seluruh alam semesta.
 
"Ia juga akan meneliti kecerahan dan jarak supernova, melacak jejak pertama eksistensi energi gelap, memeriksa objek di tepian tata surya, dan mengukur proses pengembangan alam semesta sejak berumur sekitar 500 juta tahun, sekitar 4 persen dari umurnya saat ini,” tutur dia.
 
Peluncuran teleskop Nancy Grace Roman akan dijadwalkan pada akhir 2026. Teleskop beroperasi dalam panjang gelombang inframerah antara 5.000-20.000 Angstrom.
 
Nama teleskop ini diambil dari nama ilmuwan perintis asal Amerika, Nancy Grace Roman, perempuan pertama yang mengepalai astronom NASA dan menciptakan teleskop Hubble.
 
Baca juga: Langka! Tahun Ini Bisa Jadi Kesempatan Sekali Seumur Hidup Melihat Nova

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan