Hal itu dibahas dalam The 3rd ICC-IRS (International Christian on Conference of Inter-Religious Studies). Kegiatan ini digelar di Palangka Raya pada 20-22 Juni 2024.
Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung menyebut konferensi internasional ini menjadi momentum penting dalam pertukaran pengetahuan, ide, dan pengalaman antarnegara.
"Kolaborasi internasional yang terjalin dalam acara ini menggambarkan pentingnya kerja sama lintas batas dalam memajukan bidang agama, pendidikan, dan budaya di era digital,” kata Jeane dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 21 Juni 2024.
Dia menuturkan dalam era digital saat ini, tema agama, pendidikan, dan budaya menjadi sangat penting untuk dibahas. Perkembangan teknologi telah memberikan dampak signifikan pada cara memandang, memahami, dan mengalami aspek-aspek ini.
”Di bidang agama, teknologi telah memfasilitasi akses yang lebih luas terhadap informasi dan pemahaman akan kepercayaan agama tertentu. Kita dapat mengakses teks suci, kuliah agama, dan diskusi spiritual dengan lebih mudah melalui internet,” ujar dia.
Hal ini memungkinkan pembelajaran lebih inklusif dan personalisasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Namun, penting untuk kita tetap mempertahankan nilai-nilai etika, integritas, dan keadilan dalam proses pendidikan digital.
"Kita perlu memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk memperkaya pemahaman agama, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mempromosikan keragaman budaya tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran,” papar dia.
Jean mengatakan digitalisasi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama menghadapi era teknologi yang terus berkembang. Digitalisasi tidak hanya memperluas akses terhadap pendidikan, tapi juga membuka kesempatan untuk inovasi, kolaborasi global, dan peningkatan efisiensi di bidang pendidikan.
Dia menegaskan untuk mewujudkan digitalisasi dalam pendidikan dibutuhkan peningkatan dalam Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dalam teknologi. Oleh karena itu, peningkatan SDM dalam menghadapi era digital memerlukan pendekatan menyeluruh dan berkelanjutan.
"Seperti pelatihan dan pengembangan keterampilan, mendorong kreativitas dan inovasi, kolaborasi dan tim kerja, fleksibilitas dan adaptabilitas, pemahaman etika digital melalui pendekatan holistik,” papar dia.
Dia yakin dengan cara-cara itu dapat memastikan individu dan tim dapat mengoptimalkan potensi teknologi untuk mencapai tujuan organisasi dan memajukan diri secara pribadi dan profesional.
"Semoga hubungan baik yang terbentuk melalui konferensi internasional ini dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak,” ujar dia.
Adapun tuan rumah kegiatan ini adalah Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Hadir, 26 narasumber dari kampus lokal dan internasional, antara lain Underwood University, Yonsei University, Arizona State University, University of Malaysia, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca juga: Optimalkan Digitalisasi Pendidikan Lewat 'Belajar Sekolah Cerdas' |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News