Apa itu productivity dismorphia? Sebenarnya, baik enggak sih seseorang mengalami productivity dismorphia? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Dikutip dari akun Insgtaram @bp3_kemdikbud, productivity dysmorphia merupakan gabungan dari burn out, anxiety atau kecemasan, dan impostor syndrome dalam satu kondisi. Akibatnya, kamu terus menerus ingin bekerja, tapi sulit mengakui pencapaianmu sendiri.
Jadi, meskipun faktanya kamu sudah mengerjakan banyak hal, tapi kamu menolak untuk mengakuinya. Hmm.. ternyata mengalami productivity dismorphia itu tidak baik yaa.
Nah, agar kamu dapat terhindar dari kondisi ini, berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan:
1. Sadari produktif bukan hanya berarti kamu harus mengerjakan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Produktif juga berarti kamu sudah mengerjakan hal-hal yang berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Artinya, istirahat yang cukup untuk kesehatanmu sendiri juga termasuk produktif.
2. Coba menuliskan perasaanmu dan hal-hal yang membuatmu cemas. Kamu bisa melakukannya di kertas, aplikasi memo di handphone, dan banyak media lainnya. Hal ini bisa membantu kamu menguraikan pikiran-pikiran negatifmu dan memudahkanmu untuk mengatasinya.
Nah itulah penjelasan soal productivity dismorphia. Penting diingat, bekerja keras itu boleh-boleh saja. Namun, jangan terlalu keras pada dirimu yaa. Kamu boleh sekali lho merayakan pencapaian kecil kamu.
| Baca juga: Mengenal People Pleaser: Ciri dan Cara Mengatasi |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id