Ilustrasi. Foto: MI/Panca Syurkani
Ilustrasi. Foto: MI/Panca Syurkani

Kurikulum Merdeka Dinilai Ciptakan Proses Belajar yang Relevan

Arga sumantri • 29 Februari 2024 21:11
Jakarta: Pengamat Pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Santoso Wignyosukarto menilai Kurikulum Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menciptakan proses pembelajaran yang relevan dan lebih dekat dengan murid. Termasuk, kompetensi yang dibutuhkan lapangan pekerjaan yang diminati ketika lulus.
 
"Kurikulum Merdeka dilaksanakan agar lulusan lebih dekat dengan lapangan kerja, termasuk dalam penyusunan capaian pembelajaran, yang diharapkan sesuai dengan kompetensi tertentu," kata Budi, Kamis, 29 Februari 2024.
 
Ia mengatakan Kurikulum Merdeka juga dapat menguatkan pemahaman dasar peserta didik. Dengan begitu, pelajar terutama di jenjang menengah atas akan lebih siap melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.

"Jadi bagaimana pun penyusunan kurikulum memang mempunyai suatu tujuan keluaran tertentu. Itu secara garis besar pendapat saya," ujar Budi.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemdikbudristek Iwan Syahril menjelaskan Kurikulum Merdeka mempunyai keunggulan. Salah satunya, menerapkan materi pembelajaran yang esensial.
 
Dengan begitu, Iwan memastikan proses pembelajaran akan lebih mendalam. Bahkan pengembangan karakter, hingga kompetensi peserta didik dapat ditingkatkan sehingga menjadi pribadi yang unggul dengan karakternya masing-masing.
 
Selain untuk murid, papar Iwan, Kurikulum Merdeka turut memberikan fleksibilitas bagi pendidik untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas. Sehingga, mampu menuntaskan persoalan krisis pembelajaran.
 
"Kurikulum ini fokus pada pendalaman, bukan kecepatan sehingga guru tidak perlu diburu-buru menyelesaikan semua materi yang harus dikuasai," paparnya.
 
Iwan mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka dapat secara adaptif digunakan dalam berbagai kondisi, sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, fleksibel. Dengan begitu pengajar atau guru dapat leluasa dalam menciptakan pembelajaran, serta berfokus pada kebutuhan murid.
 
"Pada dasarnya tiap anak Indonesia berhak mendapatkan pembelajaran berkualitas, menyenangkan, dan lebih bermakna. Hal ini merupakan tujuan dalam Kurikulum Merdeka," terang Iwan.
 
Iwan menepis rumor adanya rencana penerapan Kurikulum Nasional (Kurnas) untuk menggantikan Kurikulum Merdeka pada Maret 2024. Saat ini, pihaknya justru tengah menyiapkan penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional.
 
"Saat ini, Kemdikbudristek sedang merumuskan dan merancang kebijakan tentang penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional yang selalu akan disesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan khususnya yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka," ungkap Iwan.
 
Hingga saat ini sudah terdapat lebih dari 80 persen satuan pendidikan di Indonesia telah memilih dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara sukarela sebagai kurikulum satuan pendidikan.
 
Baca juga: 80% Sekolah Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan