Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. DOK YouTube Endgame
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. DOK YouTube Endgame

Menkeu Purbaya Ungkap Kuliah S3 Karena Terpaksa: Syarat Nikah dari Istri

Ilham Pratama Putra • 05 Desember 2025 10:03
Jakarta: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenang masa pendidikannya yang melalui jalan ajaib. Bermula dari S1 Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB), Purbaya menyelesaikan S3 di bidang ekonomi. 
 
Purbaya mengungkap ada cerita menarik saat ia banting setir dari jurusan teknik ke ekonomi.
Setelah lulus dari ITB, Purbaya mendapat pekerjaan di Schlumberger Overseas. 
 
Ia menjalani pekerjaannya itu selama lima tahun. Selama bekerja, ia menyimpan uangnya untuk kembali bersekolah.

"Saya punya duit cukup untuk sekolah. Sebenarnya saya juga malas sekolah, cuma mikir, Oh, kalau sekolah bagus juga, ya," kenang Purbaya dalam podcast Endgame di siaran YouTube Gita Wirjawan dikutip Jumat, 5 Desember 2025.
 
Apalagi, ia mulai merasa lelah bekerja di perusahaan tersebut. Purbaya mengaku terlalu lelah dengan model pekerjaan di perusahaan energi itu.
 
"Sering begadang, sehari semalam itu biasa. Saya pernah paling lama enggak tidur 5 hari 5 malam. Kita di lapangan terus, uangnya banyak tapi kerjanya capek," beber dia.
 
Namun, dorongan utama yang membuat ia mengambil kuliah jenjang S3 karena pacar. Saat itu, istri Purbaya memberi syarat menikah adalah kuliah S3.
 
"Jadi syaratnya dia mau kawin sama saya, 'Kamu keluar dulu dari situ (pekerjaan). Saya minta kamu sekolah lagi'. Syaratnya itu. Sekolahnya apa? S3," ungkap Purbaya.
 
Saat menentukan jurusan kuliah S3, Purbaya sengaja memilih ekonomi. Sebab, ia berpikir kuliah ekonomi mudah untuk diselesaikan.
 
"Saya kan orang ITB, sombong. Kita pikir yang paling gampang ekonomi. Kita enggak tahu, kita tahunya ekonomi kan hafalan, kalau orang yang enggak ngerti ekonomi, ya. Ya sudah, saya pikir, ya sudah, daftarlah," ujarnya.
 
Saat itu, Purbaya diterima di Ilmu Ekonomi Purdue University, Amerika Serikat. Setelah diterima di kampus itu, Purbaya langsung menikah dengan pacarnya itu.
 
"Berangkatlah ke Amerika, ambil ekonomi. Saya pikir gampang, mampuslah ternyata. Ternyata itu susah banget. ITB aja enggak sesusah ini," kata dia.
 
Dua bulan kuliah, Purbaya mengaku menghadap istrinya. Purbaya mengakui kewalahan kuliah padahal sudah belajar sungguh-sungguh.
 
Atas kesulitan itu, ia meminta agar bisa pulang ke Indonesia saja. Artinya, kuliah tidak dilanjutkan.
 
"Istri saya bilang apa? 'Oke Juni kita pulang. Sampai Indonesia, sampai Jakarta, kamu saya cerai'. Pusinglah gua. Sudah rugi, sudah keluar kerja, duit sudah habis sebagian. Nanti istri hilang juga. Itu total loss namanya," sebut Purbaya.
 
Akhirnya, ia memutuskan lanjut kuliah dengan lebih keras. Purbaya dari pagi sampai tengah malam berada di perpustakaan untuk belajar.
 
Bahkan, Purbaya tetap di perpustakaan untuk belajar saat jam makan siang. Istrinya sampai-sampai membawakan rantang makanan ke perpustakaan.
 
"Istri saya sampai dikenal 'Bu Tani' karena setiap jam 11 bawa rantang ke perpustakaan. Teman-temannya bilang, 'Woi, Bu Tani!' Tapi menyenangkan," ungkap mantan kepala LPS itu.
 
Usaha kerasnya berbuah hasil. Bahkan, ia lulus paling cepat dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Purbaya mengaku berhasil karena mampu lebih baik ketimbang mahasiswa lain yang sudah paham ilmu ekonomi.
 
"Lumayan lah hasilnya. Sepertinya lulusnya paling pintar dibanding yang lain. Yang penting dapat gain-nya," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan