Pengukuhan guru besar Unika Atma Jaya. Foto: Unika Atma Jaya
Pengukuhan guru besar Unika Atma Jaya. Foto: Unika Atma Jaya

Unika Atma Jaya Tambah 2 Guru Besar Bidang Ekonomi dan Psikologi

Citra Larasati • 04 Desember 2022 09:00
Jakarta:  Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan dua guru besar bidang Ilmu Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.  Kedua guru besar baru tersebut adalah  Prof.Dr. Weli, S.Kom., M.Si. dan Prof. Dr. Clara R.P. Ajisuksmo, M.Sc, Psikolog dari  dari bidang Ilmu Psikologi dari Fakultas Psikologi.
 
Rektor Unika Atma Jaya, A. Prasetyantoko memberikan ucapan selamat kepada kedua guru besar tersebut atas pencapainnya sekaligus mengukuhkan keduanya sebagai profesor ke-23 dan ke-24 bagi Unika Atma Jaya. Pengukuhan dua guru besar baru tentu menambah energi bagi Unika Atma Jaya untuk semakin mengembangkan kualitas mutu akademik dalam situasi pascapandemi dengan dua disiplin ilmu yang saling mendukung bahkan melengkapi dalam penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat. 
 
Menurut Prasetyantoko, peran lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting adalah menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia. Penelitian dan kajian juga dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.

"Hal ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa,” kata Prasetyantoko di Jakarta.
 
Daya saing saat ini ditentukan oleh inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan secara maksimal. Kemampuan untuk mengembangkan, menghasilkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui riset yang unggul sangat penting dalam meningkatan competitive advantage suatu bangsa.
 
"Bahkan semakin dituntut lebih lagi kemampuan mengomersialkan hasil riset sehingga menambah nilai bagi upaya perbaikan standar hidup maupun pertumbuhan ekonomi bangsa,“ kata Ekonom Indonesia ini.
 
Orasi ilmiah pertama dipresentasikan oleh Weli, yang mengangkat tentang Kurikulum Sistem Informasi Akuntansi dalam Era Smart Society 5.0 Untuk Akuntan Profesional berkelanjutan. Dalam penelitian Weli di bidang ilmu ekonomi isu disrupsi profesi akuntan yang diprediksi akibat Transformasi digital pada era Revolusi Industri 4.0, sebenarnya merupakan peluang yang besar bagi seluruh insan pendidikan akuntansi.
 
Kemajuan teknologi seharusnya membuat akuntan menjadi lebih mampu memenuhi keinginannya dalam bekerja.  Dalam presentasinya, perangkat teknologi informasi terkini memampukan pekerjaan akuntan tradisional yang kompleks menjadi lebih mudah dikerjakan bahkan mampu diselesaikan dalam waktu lebih cepat.
 
Oleh karena itu calon akuntan perlu memiliki kompetensi knowledge dan skill teknologi digital, serta attitude dan value agar dapat bersinergi dalam era Smart Society 5.0.  Setiap mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk memiliki potensi sebagai pusat inovasi yang memanfaatkan teknologi demi mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan Smart Society 5.0.
 
Oleh karenanya perlu softskills yang mengimbangi hardskills mahasiswa akuntansi, yaitu kemampuan untuk kolaborasi, kemampuan presentasi, diskusi dan mempertahankan pandangannya, attitude yang baik, kepemimpinan, fleksible, dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta membangun argumen,” ungkap Weli. 
 
Persiapan untuk mencapai Akuntan Profesional adalah melalui Desain Kurikulum Akuntansi yang dapat mengatasi pergeseran paradigma era revolusi industry 4.0 dan Socitey 5.0.  Namun demikian beberapa pihak perlu terlibat, misalnya dengan institusi pendidikan akuntansi, regulator.
 
Khususnya departemen pendidikan, asosiasi profesi akuntansi, dan menyelaraskan tujuan dari Society 5.0 yang menempatkan manusia sebagai pusat inovasi.
 
Orasi ilmiah selanjutnya dibawakan oleh Clara mengenai pendidikan untuk anak marjinal yang tidak memarjinalkan. Apa yang terjadi pada zaman ini di mana kenyataannya karena kemiskinan keluarga, tidak semua anak dapat tepenuhi haknya di bidang pendidikan.
 
Masih banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah. Jumlah anak laki-laki yang tidak sekolah lebih banyak daripada anak perempuan.
 
Hal ini karena anak laki-laki dari keluarga miskin seringkali sudah dilibatkan dalam kegiatan ekonomi untuk membantu menunjang kehidupan keluarga.  Pada anak perempuan, alasan putus sekolah lebih banyak karena menikah.
 
Juga kenyataan, penduduk yang bekerja didominasi oleh tamatan SD ke bawah. Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah.
 
Mutu sumber daya manusia Indonesia belum dapat memenuhi standar kemampuan yang menjawab kebutuhan pasar kerja. Selain itu, jumlah lulusan sekolah yang menjadi pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat.
 
Pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter merupakan satu program pendidikan yang tidak memarjinalkan. Hal ini karena dengan pendidikan kewirausahaan anak marjinal dapat mandiri secara ekonomi dan membantu kemiskinan keluarga.
 
Pendidikan karakter, tercakup di dalamnya membangun rasa percaya diri, mempunyai dorongan yang kuat, kemampuan berkomunikasi dan negosiasi, kreatif dan inovatif, mempunyai kemampuan teknologi dan manajerial serta adanya dukungan sosial.  Metode pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter seharusnya menggunakan pendekatan tiga pilar, yaitu pengetahuan dan keterampilan, mengalami, refleksi. 
 
“Kegiatan pendidikan merupakan instrumen untuk terjadinya perubahan pada setiap orang dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Untuk evaluasi hasil belajar, pendekatan personal untuk mendengarkan secara aktif terkait proses pencapaian keberhasilan lebih penting daripada ijazah atau sertifikat, hal ini penting khususnya ditengah situasi pandemic Covid-19 yang melanda secara global,“ ungkap Clara.
 
Sejalan dengan itu, Unika Atma Jaya salah satunya memiliki Atma Jaya Incubator Business (AJIB) merupakan program yang tepat untuk mengatasi masalah kewirausahaan di kalangan mahasiswa. AJIB merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam dunia kewirausahaan dan bisnis. 
 
Unika Atma Jaya termasuk perguruan tinggi yang turut memperluas aktivitas kepedulian kampus di seluruh Indonesia dengan mengadopsi teknologi, kolaborasi dengan dunia industri dan institusi global serta peningkatan akreditasi bertaraf internasional merupakan program yang secara berkelanjutan dijalankan guna memastikan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (P2M) di Unika Atma Jaya semakin berkualitas dan berstandar global.
 
Dunia pascapandemi menginspirasi Unika Atma Jaya untuk lahir kembali menjadi institusi pendidikan yang berorientasi pada Keunggulan dan Kepedulian sebagai kelanjutan dari semangat visi dan misi para pendiri “Untuk Tuhan dan Tanah Air”.
Baca juga:  Top! Dua Guru Besar IPB Raih 'Innovator of The Year' Metro TV

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan