Ilustrasi: MI/Gino Hadi
Ilustrasi: MI/Gino Hadi

Bercermin dari Kasus Ferdy Sambo, Keberadaan Tim Bayangan Rentan Penyalahgunaan

Citra Larasati • 24 September 2022 13:04
Jakarta:  Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengaku khawatir dengan keberadaan 400 orang di dalam tim bayangan Mendikbudristek, Nadiem Makarim yang belakangan ini menjadi sorotan publik.  Berkaca pada kasus Ferdy Sambo di institusi Kepolisian, penggunaan Satgas semacam ini sangat rentan penyalahgunaan.
 
"Patut diduga, 400 orang Shadow Team ini adalah satgas tersebut. Berkaca pada kasus Sambo di institusi kepolisian, penggunaan satgas semacam ini sangat rentan penyalahgunaan," ungkap Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 23 September 2022.
 
Sebelumnya, Nadiem Makarim menyampaikan keberadaan tim bayangan tersebut di hadapan forum PBB.  Dalam forum tersebut, Nadiem mengaku memiliki 400 orang yang tergabung dalam tim bayangan yang melekat di Kemendikbudristek, di mana sejumlah manajer produk dari tim disebut setara dengan dirjen atau direktur jenderal di Kementerian.
 
Pernyataan Nadiem tersebut menyisakan pertanyaan fundamental sekaligus catatan kritis.  Dalam laporan UNESCO mengenai kondisi digitalisasi pendidikan di Indonesia, Kemendikbudristek membentuk satgas khusus untuk membentuk beragam layanan aplikasi seperti Merdeka Mengajar dan Kampus Merdeka. 
 
Iman mempertanyakan, dari mana sumber gaji 400 orang tim bayangan ini.  "Digaji oleh APBN atau bagaimana? Jika iya, ini harus disampaikan ke publik dalam rangka asas akuntabilitas dan transparansi sebab menyangkut uang rakyat. Andaikata tidak dari APBN lantas sumber gaji mereka darimana.  P2G mendesak BPK merespons ini, harus diperiksa saya rasa dari segi anggarannya," ungkap Iman.
 
Sebanyak 400 orang di tim bayangan ini kata disebut merupakan orang-orang kepercayaan Nadiem. "Tim khusus yang dibentuk oleh Mas Menteri dalam rangka menyukseskan program-program Kemendikbudristek. Namun yang harus diingat, Kemendikbud kan juga punya ribuan pegawai atau ASN baik yang struktural maupun fungsional," ujarnya.
 
P2G mempertanyakan, apakah keberadaan Tim Khusus ini tidak mengganggu atau berpotensi menggeser keberadaan ASN Kemendikbudristek yang jelas-jelas tugasnya mengabdi di kementerian tersebut.  "Kami melihat justru keberadaan mereka akan menggoyahkan birokrasi internal Kemdikbudristek.  Sebab jumlahnya tak sedikit 400 orang," cetus Fauzi Abdillah, Kepala Bidang Diklat dan Peningkatan Kompetensi Guru P2G.
 
Fauzi khawatir tim bayangan ini dapat merusak tatanan birokrasi di internal Kemendikbudristek, sehingga kinerja ASN nya terganggu, bahkan berpotensi mengalami demotivasi kerja. 
 
"Apa boleh buat jika Mas Menteri lebih yakin dan percaya kepada kinerja Shadow Team ini ketimbang ASN di internal Kemendikbudristek, meskipun ini preseden tidak baik dalam konteks tata kelola lembaga," kata Fauzi.
 
Lagipula, kata Fauzi, jika alasan menghadirkan 400 Tim Khusus ini membantu berkontribusi dalam mengerjakan tugas-tugas pegawai ASN Kemendikbudristek, seharusnya bisa saja mereka cukup melakukan transfer knowledge atau experiences dan transfer teknologi mungkin, kepada internal pegawai Kemdikbudristek. Jangan sampai tim bayangan malah mengambil alih tupoksi pegawai Kemendikbudristek tersebut.
 
"Publik pastinya ingin tahu apa saja keahlian mereka? Kami pikir, Mas Menteri harus menyampaikan ke publik nama-nama 400 orang Shadow Team ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas," tukas Feriyansyah, Kepala Bidang Litbang Pendidikan P2G.
Baca juga:  Ini 8 Program yang Diklaim Hasil Transformasi Teknologi Tim Bayangan Nadiem


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan