"Di posisi itu dia terjebak karena tidak sesuai dengan passionnya," kata Psikolog dari Ruang Tumbuh, Gustiana Andriani, dalam siaran YouTube BSKAP Kemendikbudristek, Selasa, 19 November 2024.
Gustiana mengatakan pada kondisi tersebut mahasiswa tidak merasa nyaman ketika mengikuti pendidikan. Orang tua harus bisa membaca perubahan anak pada kondisi tersebut.
"Perilakunya berubah, emosinya berubah," beber dia.
| Baca juga: Lanjut Pendidikan Tinggi Sesuai Minat, Simak Perbedaan Universitas, Politeknik, Institut, dan Akademi |
Dia berpesan agar orang tua tak memaksakan kehendak saat memilih jurusan kuliah. Terlebih, malah melabeli anak malas ketika menjalani studi.
"Karena itu saat anak berdiskusi masalah studi ini memang harus dikomunikasikan dengan baik. Sayang kan anak menjadi malas ketika belajar," ujar dia.
Gustiana menyebut bila tidak ada keselarasan antara pilihan anak dan orang tua, guru Bimbingan Konseling (BK) bisa mengambil peran. Keduanya dapat dimediasi oleh guru BK.
"Diajak diskusi, guru BK bisa menjadi bantuan. Jangan sampai nanti anak putus asa, kemudian frustasi bahkan sampai self harming karena tidak sanggup menjalankan apa yang sudah dipilih," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
