Acara menghadirkan beberapa akademisi sebagai pembicara dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Makassar dan Universitas Tanjungpura. Sedangkan beberapa universitas di Australia yang hadir yaitu dari University of Southern Queensland, Maqcuiarie University, Griffith University dan University of Western Australia.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiwaan Ditjen Dikti Kemendikbud, Aris Junaidi mengungkapkan pandemi memaksa dunia pendidikan menggunakan model pembelajaran daring. Kondisi ini menuntut sivitas akademika cepat beradaptasi dengan segala keterbatasan, baik infrastruktur, ilmu pengetahuan maupun keterbatasan teknologi.
"Di tengah ketidakpastian akibat pandemi ini, pembelajaran online tidak bisa dihindari. Ditambah dengan program Kampus Merdeka, mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pembelajaran online dengan membuat materi pembelajaran yang baik dan berkualitas," jelas Aris melalui keterangan tertulis, Kamis, 11 Februari 2021.
Baca: Hadapi Era Society 5.0, Perguruan Tinggi Dituntut Rombak Model Pendidikan
Aris menambahkan, keterbatasan dalam pembelajaran daring tidak dapat mengabaikan pentingnya metode penyampaian materi, isi dan keterikatan untuk menunjang efektivitas belajar. Makanya, penguatan kapasitas dosen menjadi prioritas penting untuk meningkatkan pembelajaran.
"Termasuk bagaimana membuat materi pembelajaran yang baik, meningkatkan keterikatan dengan mahasiswa dan menjamin kualitas pembelajaran dan efektivitas proses pembelajaran," ujarnya.
Sementara itu, Education and Science Councellor Australian Government Department Of Education, Skills and Employment (DESE) Elizabet Campbell Dorning mengatakan keadaan saat ini membuat kita harus berpikir dengan cara berbeda. Dituntut pula bagaimana menciptakan peluang dengan waktu yang menantang secara daring.
Baca: Bila Kuliah Tatap Muka, UNS Terapkan Sistem NIM Ganjil Genap
"Sehingga metode pembelajaran daring harus berkualitas dengan potensi dari pengalaman mahasiswa, keterampilan dosen, materi pembelajaran dan teknologi," ucap Elizabet.
Director Of Engagement, Australian Tertiary Education Quality and Standarts Agency (TEQSA) Karen Treloar mengungkapkan beberapa universitas di Australia sudah sangat baik dalam melakukan pembelajaran online. Namun, beberapa perguruan tinggi juga masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran secara online.
"Untuk melihat praktik pembelajaran yang baik dalam menyediakan materi pembelajaran online kami akan terus berupaya mengumpulkan sumber daya dari seluruh dunia sehingga pembelajaran secara online dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa dan kami membutuhkan dukungan dan interaksi dari sivitas akademika," jelas Karin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News