"Banyak yang salah input data, terutama jarak domisili dan sekolah. Merujuk sistem zonasi, bisa tidak masuk ke sekolah yang dekat rumah. Segera perbaiki," kata Ketua Panitia PPDB SMA, SMK, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Sumbar, Suryanto, melansir Antara, Selasa, 7 Juli 2020.
Beberapa kasus yang ditemukan, calon peserta saat mendaftar tidak memperhatikan tanda koma dan tanda titik di belakang angka yang menunjukkan jarak domisili. Selain itu, tidak memperhatikan satuan jaraknya, meter atau kilometer. Akibatnya, banyak ditemukan jarak yang tidak logis, misalnya 360 kilometer dari sekolah, atau 0,5 meter dari sekolah.
Setelah proses perbaikan, akan ada verifikasi dan validasi data untuk memastikan data calon peserta didik. Data itulah nanti yang diakui sebagai data valid untuk PPDB Sumbar 2020.
Baca: Peserta PPDB Peraih Ratusan Penghargaan Berharap 'Bangku Sisa'
Suryanto menyebut sudah sekitar 75 ribu calon peserta didik yang mendaftar untuk tingkat SMA/SMK. Jumlah ini kemungkinan terus bertambah karena diprediksi akan ada 90 ribu orang.
Puluhan orang tua calon peserta didik mendatangi kantor Dinas Pendidikan Sumbar menuntut penjelasan tentang data yang diumumkan di laman ppdbsumbar.id. Data itu dinilai banyak yang 'aneh' sehingga mereka khawatir anaknya tidak bisa masuk sekolah tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News