Penurunan skor terjadi di seluruh indikator yakni kemampuan membaca, matematika, dan sains sebesar 12-13 poin. Skor PISA Indonesia tak kunjung membaik sejak 2000 atau sejak pertama kali Indonesia masuk pemeringkatan OECD untuk PISA.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, mengungkap alasan skor PISA Indonesia selalu rendah. Salah satunya, hal yang diuji di PISA tak pernah diajarkan kepada siswa Indonesia.
"Yang kita ajarkan itu tidak sama dengan materi yang diujikan," beber Nuh dalam RDPU Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI dengan Mantan Menteri Pendidikan di YouTube Komisi X DPR RI dikutip Rabu, 3 Juli 2024.
Menurutnya, Indonesia belum memiliki data terkait hal-hal yang diuji dalam PISA. Sehingga, dalam beberapa tahun terakhir skor tidak berubah.
Nuh mengungkapkan saat ia menjadi Mendikbud, lahir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurutnya, dalam periode itu, skor PISA mengalami peningkatan.
"Ada dampak yang kita lihat pada 2012 dan 2015 itu catatnnya naik," ungkap dia.
Dia menuturkan pembelajaran melalui KTSP mengedapankan membaca dan matematika. Selain itu, diperkuat pula pembelajaran sains.
"Hal itu membuat improvisasi yang cepat dalam sistem pendidikan," tutur dia.
Skor PISA Indonesia dalam literasi membaca turun 12 poin dari 371 di 2018 Menjadi 359 di 2022. Sementara itu, skor literasi matematika turun dari 379 di tahun 2018 menjadi 366 di tahun 2022.
Pada literasi sains, skor PISA juga mengalami penurunan. Terdapat penurunan 12 poin dari tahun 2018 dari 396 menjadi 359 di 2022.
Baca juga: Skor Literasi di PISA Menurun, Kemendikbudristek Distribusikan 4,6 Juta Buku ke Sekolah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News