Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Kerap Berkegiatan Daring? Waspadai Bahaya Social Engineering

Citra Larasati • 17 Desember 2020 09:09
Jakarta:  Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat melakukan beberapa kegiatan secara daring, mulai dari rapat kantor hingga belajar daring. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kegiatan yang dilakukan secara daring memiliki potensi tindak kejahatan berbentuk social engineering.
 
Untuk memberikan edukasi dan mencegah bahaya social engineering, Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan sosialisasi pada masyarakat.
 
Ketua Tim Abmas, Eko Wahyu Tyas Darmaningrat SKom, menjelaskan bahwa Social engineering sendiri menurut Tyas merupakan salah satu kejahatan teknologi yang memanfaatkan interaksi dengan seseorang. Bentuknya berupa pengambilan data pribadi yang dilakukan oleh orang tidak dikenal dengan menyamar sebagai pihak resmi, atau mengirimkan pesan gangguan pada seseorang.

“Ini adalah sebuah ancaman yang serius,” ungkap Tyas dalam siaran pers, Kamis, 17 Desember 2020.
 
Lulusan Universitas Brawijaya ini melanjutkan, ada lima teknik social engineering yang kerap dilakukan untuk mengambil informasi pribadi seseorang. Di antaranya adalah phishing, piggybacking, tailgating, shoulder surfing, dan dumpster diving. “Kelimanya merupakan teknik pelaku dalam mengganggu korban,” ujarnya. 
 
Tyas membeberkan bahwa teknik phising dilakukan oleh pelaku dengan menyamar sebagai pihak terpercaya. Selanjutnya pada teknik piggybacking, pelaku akan mengikuti korban secara terang-terangan. “Sedangkan, tailgating sendiri serupa dengan piggybacking, namun dilakukan secara diam-diam,” paparnya.
 
Kemudian, teknik shoulder surfing dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada korban, dan biasa dilakukan di keramaian. Terakhir, teknik dumpster diving merupakan modus pelaku dalam menggali sampah untuk mencari informasi pribadi calon korban. “Kita harus selalu waspada karena ada banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mencari tahu informasi pribadi kita,” imbuhnya.
 
Baca juga:  Simak, Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari Peserta SNMPTN
 
Sebagai langkah pengamanan, Tyas dan tim memberikan simulasi praktik pencegahan modus-modus social engineering. Simulasi yang dilakukan berupa cara menyimpan informasi di tempat yang aman, serta cara mengatur privasi pada telepon seluler dan berbagai media sosial.
 
“Yang terpenting adalah kita tidak sembarangan memberi data pribadi terhadap orang yang dikenal,” ungkapnya.
 
Tyas berharap masyarakat lebih peduli dengan bahaya social engineering. Tidak hanya itu, Ia juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melindungi informasi pribadi yang mereka miliki.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan