"Sembilan sekolah tersebut antara lain, SDN 02 Mojorejo, SDN 01 Manisrejo, SDN Banjarejo, SDN 02 Pandean, SDN 01 Tawangrejo, SDN Pilangbango, SDN 02 Kanigoro, SDN 01 Winongo, dan SMPN 5 Madiun," kata anggota Tim Adiwiyata Kota Madiun Indra Budi di Madiun, Jumat, 5 Maret 2021.
Menurut dia, sebagai persiapan dalam menghadapi seleksi tersebut, sembilan sekolah itu saat ini sedang menjalani pendampingan oleh tim Adiwiyata Kota Madiun. Pendampingan akan terus kami lakukan sampai April.
"Seluruh sekolah yang maju seleksi tahun ini harus mengirimkan berkas ke pusat. Kemudian, hasilnya akan kita dapatkan pada Agustus mendatang," ujarnya.
Tidak hanya bangunan fisik dan lingkungan di sekitar sekolah, beberapa komponen lainnya juga menjadi perhatian dalam penilaian atau seleksi adiwiyata. Salah satunya, dokumen. Ia mengimbau agar semua sekolah mampu menyusun dokumen secara rinci dan sesuai dengan standar pendidikan yang seharusnya diterapkan dalam program adiwiyata.
Baca: Kemendikbud Lanjutkan Program PKK dan PKW untuk Pelajar Vokasi
"Di dalam adiwiyata, bukan fisik sekolah saja yang menjadi penting. Tapi, bagaimana mengubah perilaku warga sekolah, mulai dari guru, karyawan, hingga siswa, agar lebih cinta lingkungan," terangnya.
Indra menjelaskan, inovasi dalam pengelolaan lingkungan juga menjadi poin penting dalam pembelajaran adiwiyata. Tidak sekadar mendaur ulang sampah, tapi guru juga wajib memberikan pemahaman kepada anak didiknya tentang manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dari kegiatan pengelolaan linkungan sekolah.
"Dengan mengetahui manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan daur ulang sampah, harapannya siswa bisa lebih memahami makna dari kegiatan tersebut. Serta, belajar lebih banyak dalam mengelola lingkungan," tambahnya.
Program sekolah adiwiyata adalah kegiatan yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program itu bertujuan mewujudkan sekolah yang peduli pada lingkungan yang sehat, bersih, dan indah.
Program adiwiyata terbukti menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik.
Secara otodidak, peserta didik perlahan menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumber daya di sekitar sekolah untuk perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News