Hal ini tinggal menunggu forum Munas Tarjih untuk menyetujui perubahan. Langkah-langkah ini dinilai mencerminkan komitmen Muhammadiyah memajukan pemahaman dan praktik Islam yang lebih baik.
Dilansir dari muhammadiyah.or.id, salah satu tonggak penting dalam sejarah Muhammadiyah adalah inisiatif pendiri KH Ahmad Dahlan untuk mengubah arah kiblat di Masjid Gedhe Kauman. Langkah ini merupakan bukti komitmen organisasi untuk menegakkan prinsip-prinsip Islam yang benar dalam tindakan sehari-hari.
Muhammadiyah juga telah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal. Dalam wujudul hilal mensyaratkan tiga parameter, yaitu ijtimak sebelum gurub, bulan terbenam (moonset) setelah matahari terbenam (sunset), dan saat gurub hilal sudah wujud di atas ufuk.
Penggunaan kriteria ini merupakan kemajuan di saat gerakan Islam lain masih berkutat pada rukyat. Sebagai organisasi yang selalu berusaha untuk memajukan pemahaman Islam, Muhammadiyah telah mengambil langkah progresif berikutnya dalam bidang hisab dengan merumuskan Kalender Hijriah Global Terpadu (KHGT).
KHGT adalah upaya nyata Muhammadiyah mengatasi perbedaan dan konflik dalam penentuan waktu penting dalam Islam, seperti Idulfitri dan Iduladha. Kalender ini diharapkan akan membantu menciptakan persatuan dan ketertiban dalam menentukan waktu serta mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam di seluruh dunia.
Muhammadiyah telah memahami pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dalam menyatukan komunitas muslim di seluruh dunia. Perjalanan panjang menuju penyatuan kalender hijriah internasional dimulai pada 2007 melalui sebuah simposium internasional berjudul “The Effort Towards Unifying the Islamic International Calendar.”
Gagasan penyatuan kalender ini terus berkembang seiring berjalannya waktu. Muhammadiyah aktif melakukan kegiatan sosialisasi untuk memperkenalkan ide ini kepada masyarakat.
Setelah simposium internasional dan sosialisasi di berbagai tempat, Muhammadiyah secara formal mendukung ide ini dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 pada 2015 di Makassar. Isu Kalender Islam Global menjadi salah satu rekomendasi dalam poin “Muhammadiyah dan Isu-Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal”. Saat itu, perhatian terhadap KHGT semakin meningkat dan Muhammadiyah berkomitmen untuk mewujudkannya.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo, isu KHGT kembali menjadi perhatian dalam poin “Risalah Islam Berkemajuan”. Muhammadiyah menyadari pencapaian Kalender Hijriyah Global Tunggal adalah agenda besar yang memerlukan upaya dan kerja keras dalam menghadapi berbagai rintangan.
Muhammadiyah bukan satu-satunya yang memperjuangkan KHGT. Pada 2016, sebuah muktamar internasional di Turki dengan judul “Mu’tamar Tauhid at-Taqwim al-Hijry ad-Dauly” (Muktamar Penyatuan Kalender Hijriah Internasional) dihadiri oleh ratusan negara Muslim.
Hasil dari muktamar ini adalah kesepakatan untuk menggunakan kalender Islam tunggal-global. Setelah muktamar ini, Muhammadiyah terus mengkaji KHGT, mengadakan seminar dan diskusi guna merumuskan implementasi konsep ini.
Pada Juli 2023, di Universitas Muhammadiyah Malang, digelar Rapat Kerja Tingkat Pusat (Rakerpus) Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) dan Seminar Nasional yang dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan MTT se-Indonesia. Dalam Rakerpus tersebut, Muhammadiyah sepakat meluncurkan dan menggunakan Kalender Hijriyah Global Tunggal saat Majelis Tarjih berusia 100 tahun menurut tahun hijriah.
Poin-poin rekomendasi dibuat dalam rangka efektivitas dan strategi implementasi, termasuk sosialisasi melalui ceramah, diskusi, seminar, dan pengkajian konsep KHGT.
Rekomendasi lain yang sangat penting adalah mengenai penggantian kriteria penentuan awal bulan hijriah yang akan bergeser menuju Kalender Hijriah Global Terpadu. Pergeseran ini diharapkan akan dimulai pada forum Musyawarah Nasional Tarjih yang dijadwalkan pada bulan Syakban 1445 atau Februari 2024.
Apabila forum Munas Tarjih menyetujui perubahan ini dan setelah proses tanfidz selesai, Muhammadiyah akan mulai menggunakan Kalender Hijriah Global Terpadu pada Ramadan 1445. Muhammadiyah akan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan Kalender Hijriyah Global Tunggal untuk kepentingan seluruh umat Islam.
Baca juga: Rencana Pendirian Universitas Muhammadiyah Dicetuskan Pertama Kali pada 1920 |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id