“Tentunya nanti saya akan membantu dan berkolaborasi bersama President CASE dalam beberapa fokus serta misi utama,” beber Ferry dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 22 Juli 2024.
Misi tersebut antara lain meningkatkan standar editorial jurnal ilmiah, menjalankan misi pendidikan dan pelatihan, menjalin kolaborasi internasional, menjalankan advokasi dan kebijakan, hingga mewujudkan diversitas dan inklusi. Ferry menyebut sudah merancang beberapa program khusus untuk mewujudkan misi tersebut.
Pertama, memperluas kepesertaan. Saat ini, total terdapat sekitar 50 negara di Asia. Namun, mayoritas anggota CASE berasal dari beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Jepang, Bangladesh, India, Mesir, China dan beberapa negara lain.
“Harapannya dengan program khusus yang dirancang, negara-negara lain bisa ikut berkontribusi di CASE,” kata dia.
Kedua, platform online. Pihaknya bakal mengembangkan platform online untuk berbagai sumber daya, alat bantu, dan jaringan bagi editor serta penerbit jurnal ilmiah.
Ketiga, pendampingan dan mentoring. Nantinya, para editor jurnal ilmiah senior akan memberikan bimbingan kepada editor junior untuk meningkatkan kualitas.
Terpilihnya Ferry sebagai Vice President CASE akan memperluas kontribusi Unair dalam jejaring internasional, utamanya dalam penerbitan jurnal ilmiah. Dosen dan tim editorial jurnal ilmiah Unair dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik.
“Dosen dan tim editorial akan mendapatkan manfaat dari program pelatihan dan workshop yang CASE selenggarakan. Unair juga bisa terlibat proyek-proyek kolaboratif yang didukung CASE, serta meningkatkan peluang publikasi jurnal ilmiah bersama,” jelas dia.
Ferry berharap dengan amanah yang ia jalankan ini dapat semakin memajukan penerbitan jurnal ilmiah di Asia. Ia juga berharap reputasi Unair semakin melejit di kancah internasional.
“Semoga dengan peran ini bisa membawa kemajuan bagi penerbitan jurnal ilmiah di Asia, semakin kuatnya jaringan profesional, terbangunnya lingkungan penerbitan jurnal ilmiah yang berkelanjutan dan inklusif, serta semoga ini bisa meningkatkan sumbangsih Unair pada komunitas ilmiah internasional,” tutur dia.
Baca juga: Selesaikan Studi S2 di Unair dalam 15 Bulan, Ummi Telurkan 10 Jurnal dan 4 Buku |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News