Keempat prodi tersebut berhasil meraih akreditasi berdasarkan hasil asesmen luring pada 20-21 Juni 2023. Dekan Fapsi Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan mengungkapkan proses akreditasi internasional ini bukan sekadar mendapatkan predikat terakreditasi internasional.
Pihaknya juga mendapatkan masukan (feedback) dari pihak luar, khususnya dari pihak internasional. “Kami ingin mengetahui kalau praktik Tri Dharma yang selama ini dilakukan sudah sesuai standar internasional atau belum. Untuk itu, kami beranikan diri untuk mengajukan,” kata Rosie dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu, 4 Oktober 2023.
Fapsi Unpad mendapat banyak masukan positif untuk pengembangan fakultas ke depan saat asesmen. Salah satu saran positif adalah membedakan jalur masuk antara lulusan psikologi dan non psikologi.
Rosie menyebut perbedaan jalur masuk tersebut memiliki konsekuensi. Lulusan dari nonpsikologi akan mendapatkan materi dasar, sedangkan dari lulusan psikologi akan mendapatkan materi lebih kompleks.
Perbedaan ini diharapkan akan menghasilkan lulusan yang secara kualitas setara. “Jadi, metodologinya harus lebih diperbanyak untuk mereka yang dari non-psikologi,” beber dia.
Tim asesor yang terdiri atas Prof. Dr. Peter Sedlmeier Chemnitz (University of Technology, Jerman), Prof. Dr. Astrid Schuetz (University of Bamberg, Jerman), Dr. Endang R. Surjaningrum (Unair), Dipl-Psych. Ute Beye (Praktisi profesional FIBAA), Paul Goesmann (representatif mahasiswa), dan Christiane Butler (Project Manager FIBAA) juga menilai aspek kolaborasi internasional sudah berjalan baik.
Fapsi Unpad telah menjalin kerja sama dengan banyak pihak asing. Pihaknya membuka kerja sama Double Degree Doktor dengan Maastricht University di bidang pembelajaran.
Selanjutnya, Fapsi Unpad berencana membuka program serupa dengan Universiti Malaya. Rosie berharap adanya akreditasi ini proses kerja sama akan berjalan makin baik.
“Salah satu tantangan sebelumnya dalam kerja sama pendidikan adalah standar di kita seperti apa? Kami berpikir bahwa kurikulum di Fapsi harus distandardisasi agar bisa terstandar internasional. Untuk itulah kami ajukan akreditasi internasional,” beber dia.
Rosie mengungkapkan proses pengajuan akreditasi FIBAA dilakukan sejak Oktober 2021. FIBAA dipilih karena menjadi salah satu lembaga akreditasi internasional yang diakui pemerintah.
FIBAA merupakan lembaga yang khusus melakukan akreditasi untuk bidang ilmu sosiohumaniora. Meskipun, bidang ilmu psikologi di Unpad masuk ke rumpun kesehatan, di tingkat Kementerian, bidang ilmu ini tetap masuk ke dalam rumpun sosiohumaniora.
“Setelah benchmark, FIBAA paling tepat untuk mengukur asesmen di psikologi,” kata Rosie.
Ada empat tim adhoc yang dibentuk untuk menyusun self evaluation report. Dokumen tersebut kemudian berhasil di-submit pada September 2022.
Sembari menunggu proses visitasi yang direncanakan luring, Fapsi mulai mempersiapkan berbagai keperluan yang dibutuhkan selama visitasi dilakukan. “Selama dua hari (visitasi), kami dapatkan feedback sangat baik,” ujar dia.
Rosie berharap dengan hasil akreditasi ini Fapsi Unpad dapat meningkatkan kerja sama akademik dan riset lainnya. Selain itu, akreditasi ini juga bisa memberikan manfaat bagi lulusan.
“Sehingga, ketika lulusan mendapat kesempatan ke luar negeri, mereka bisa kerja atau meneruskan perkuliahan karena memang bisa diakui,” ujar Rosie.
Baca juga: Status Akreditasi Berubah, BAN PT dan LAM Diminta Sesuaikan Instrumen dengan Aturan Baru |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News