ANT/Feny Selly.
ANT/Feny Selly.

Menembus Dunia Kerja Tak Cukup Bermodal IPK Tinggi

Intan Yunelia • 26 Juni 2018 18:20
Jakarta: Penyerapan lulusan perguruan tinggi ke dunia kerja masih rendah. Salah satunya disebabkan karena masih banyak lulusan perguruan tinggi yang hanya bermodalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tanpa dibekali keterampilan dalam menembus persaingan kerja.
 
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad meminta kampus lebih serius dalam memfasilitasi lulusannya ke dunia kerja.  Termasuk saat menyusun kurikulum, kampus diharapkan turut melibatkan pihak praktisi dan industri, agar kurikulumnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia kerja.
 
"Jadi nanti ditanyakan langsung kepada praktisi industri, bagaimana pendapat anda mengenai lulusan dari program kami pasti ada plus minusnya itu akan memperkuat proses pembelajaran yang diisi dengan hal-hal yang membuat mereka akan lebih siap untuk bekerja," kata Intan pada ‘Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Kopertis Wilayah III bertema Mewujudkan Pelayanan Prima 4.0 Guna Meningkatkan Mutu Lulusan dan Iptek’ di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.

Baca: Lulusan Perguruan Tinggi Didorong Buka Lapangan Kerja
 
Intan mengatakan menjadi lulusan perguruan tinggi yang mudah diserap lapangan kerja tidak semata-mata cukup bermodalkan IPK tinggi.   Setiap lulusan diharapkan membekali diri dengan skill lain yang tengah dibutuhkan oleh dunia industri.
 
"Jadi jangan mengatakan kalau IPK tinggi akan mudah mendapat pekerjaan. Ternyata faktanya tidak demikian karena pekerjaan tersedia terbatas," jelas Intan
 
Menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana kelebihan skill yang dimiliki, agar lebih unggul dibanding para pencari kerja lainnya.  Untuk itu, pihak perguruan tinggi harus membantu menjembatani mahasiswa dan lulusannya agar lebih sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
 
"Kampus harus memfasilitasi itu karena kalau tidak, lulusan akan bingung bagaimana, dan kemudian relevansi antara apa yang diajarkan di kampus dengan kebutuhan nyata di lapangan, terutama di era pembangunan saat ini," jelas Intan.
 
Kampus harus bisa membekali mahasiswanya, agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan perubahan zaman. Misalnya, saat ini mengarah ke era revolusi industri generasi keempat 4.0 atau era ekonomi digital.
 
"Nah bagaimana perguruan tinggi dibantu dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti) memberikan layanan, termasuk layanan karir dan memberikan pencerahan-pencerahan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan