Banyak yang khawatir perubahan itu membuat biaya kuliah khususnya uang kuliah tunggal (UKT) makin mahal. Sebab, dengan status itu kampus bisa lebih leluasa mengatur keuangan.
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam membantah hal itu. Dia menegaskan biaya kuliah tak makin mahal.
"Data kita menunjukkan biaya kuliah di PTNBH tidak lebih mahal dari PTN lainnya," kata Nizam kepada Medcom.id, Kamis, 27 Oktober 2022.
Nizam menjelaskan UKT ditetapkan secara nasional oleh pemerintah. Jadi, PTN mesti mengikuti aturan meski sudah berstatus PTN-BH.
"Karena UKT ditetapkan secara nasional dan berlaku untuk semua PTN: Satker, BLU, maupun BH," kata Nizam.
Hal serupa disampaikan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Dia menyebut status PTN-BH membuat kampus leluasa mencari pemasukan.
Sehingga, UKT bisa ditekan. Nadiem megungkap sejumlah kampus yang mampu menekan angka UKT setelah menjadi PTNBH. Salah satunya, Universitas Padjadjaran (Unpad).
"Unpad selama lima tahun ini jumlah mahasiswa kurang mampu 700 mahasiswa, di saat yang sama rata-rata UKT-nya turun dari Rp4,5 juta per tahun di 2017 jadi Rp4,3 juta saat ini," kata Nadiem dalam diskusi ICMI dikutip Kamis, 15 September 2022.
Bahkan, kata dia, Institut Pertanian Bogor (IPB) tak lagi menjadikan UKT sebagai pemasukan utama. Nadiem mengungkap UKT di IPB hanya menyumpang pemasukan sebesar 25 persen.
"Sisanya dari pendapat lain-lain," beber Nadiem.
Dia menyebut pendapatan selain UKT itu juga mampu dimanfaatkan kampus untuk membuka beasiswa. Salah satunya, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
"ITS besaran beasiswa mereka itu meningkat dari Rp21 miliar di 2015 menjadi Rp60 miliar di 2021. Jumlah beasiswa semakin besar, 36 persen mahasiswa ITS itu mendapatkan beasiswa. Di IPB bahkan (penerima beasiswa) 49 persen," ujar dia.
| Baca juga: Tambah 5, Kini Universitas Berstatus PTN-BH Jadi 21 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
