Ekonom Piter Abdullah prihatin dengan kejadian tersebut. Apalagi, mereka yang menjadi korban jumlahnya ratusan.
Direktur Eksekutif Segara Institute itu menyebut mahasiswa yang tergiur masuk dalam jerat pinjol ialah mereka yang memiliki perilaku greedy. Perilaku itu menginginkan pendapatan besar tanpa kerja keras.
"Hal ini terjadi lebih dikarenakan meningkatnya perilaku greedy, mengharapkan pendapatan yang besar tanpa kerja keras," ujar Piter kepada Medcom.id, Kamis, 17 November 2022.
Piter menyebut perilaku greed sangat organik. Meskipun mahasiswa melek literasi sekalipun, perilaku greedy bisa saja muncul.
"Harus ditekankan bahwa hal ini bukan karena literasi. Tapi perilaku greedy, ingin dapat untung besar tanpa kerja keras. Mereka yang kurang literasi tetapi tidak greedy tidak akan termakan kasus penipuan seperti ini," tutur dia.
Rektor IPB Arif Satria menyebut pihaknya telah bertemu ratusan mahasiswa IPB yang menjadi korban. Arif menyebut dari pertemuan dengan korban diketahui mereka diduga ditipu.
"Ini bukan kasus berupa mahasiswa IPB University yang membeli barang, kemudian tidak bisa bayar. Namun ini kasus yang diduga ada unsur penipuan dengan modus baru yang dilakukan oleh satu oknum yang sama, yang sudah kita identifikasi dan dilaporkan ke polisi,” ujar Arif dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 November 2022.
Arif mengungkapkan kasus ini berawal dari tawaran keuntungan 10 persen oleh pelaku dengan melakukan suatu projek bersama. Mahasiswa IPB diminta mengajukan pinjaman online ke suatu aplikasi penyedia pinjaman.
Lalu, pelaku meminta dana tersebut digunakan untuk transaksi di toko online milik pelaku. Setiap nominal transaksi itu, mahasiswa dijanjikan mendapatkan komisi 10 persen dan cicilan dibayarkan oleh pelaku. Namun, hingga saat ini, pelaku tidak pernah memenuhinya.
Baca juga: Belajar dari Kasus Mahasiswa IPB, Begini Cara Agar Tak Terjerat Pinjol |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News