Menurut Samsuri, pada hari pertama pelaksanaan PPDB banyak pengaduan dari para pendaftar, karena data siswa yang telah mendaftar terhapus. Ini terjadi karena kejuruan yang ditampilkan dalam aplikasi tidak sama dengan sistem pendidikan yang ada di Kalsel.
Contohnya, kejuruan teknik sepeda motor ada di dalam aplikasi, tetapi kenyataannya di Kalsel tidak ada sekolah yang membuka jurusan tersebut. Pendaftaran pun tidak mungkin dilanjutkan.
"Kalau dilanjutkan, siswa sudah terlanjur mendaftar dan diterima, ternyata tidak ada gurunya bagaimana," kata Samsuri melansir Antara, Jumat, 3 Juli 2020.
Samsuri mengatakan, mau tidak mau pendaftaran dihentikan dan dihapus. Secara otomatis aplikasi restart kembali, dan akibatnya data siswa yang sudah mendaftar ikut terhapus.
Baca: Nadiem: Pembelajaran Jarak Jauh akan Permanen
Namun,kata Samsuri, pada pelaksanaan PPDB kedua, seluruh kekacauan tersebut sudah bisa teratasi dan pelaksanaan PPDB berjalan dengan baik.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan PPDB SMK dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada 29 hingga 1 Juli 2020. Pada PPDB kali ini, sebanyak 55 persen jatah untuk jalur afirmasi, 40 persen jalur reguler dan perpindahan 5 persen.
Selain dilaksanakan secara daring, sejumlah sekolah masih ada yang menyediakan pelayanan pendaftaran langsung dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. Layanan ini disiapkan bagi calon siswa yang mengalami kesulitan mendaftar secara daring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News