Direktur Sumberdaya Manusia IPB University, Heti Mulyati menyampaikan masa orientasi dosen ini sudah kali kedua diselenggarakan. Ia menjelaskan, masa orientasi ini bertujuan memberikan pemahaman tentang kompetensi dosen dan mengaktualisasikan komponen tersebut ke dalam Tridarma Perguruan Tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi.
“Dosen baru diharapkan ada perubahan perilaku dan pola pikir yang adaptif terhadap perubahan,” katanya.
Dari 79 orang peserta MODI, sebanyak 44 orang merupakan dosen IPB University dari Sekolah Vokasi, 6 orang dari Fakultas Pertanian, 5 orang dari Fakultas Kedokteran Hewan, 6 orang dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 3 orang dari Fakultas Peternakan, 1 orang dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, 1 orang dari Fakultas Teknologi Pertanian, 5 orang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4 orang dari Fakuktas Ekonomi dan Manajemen, 2 orang dari Fakultas Ekologi Manusia dan 2 orang dari Sekolah Bisnis.
Lebih lanjut, Dr Heti menyampaikan materi yang diberikan kepada para peserta mencakup materi tentang kampus IPB University. Materi tersebut meliputi peran setiap organisasi, kompetensi socio-cultural dan kompetensi teknis serta sikap dan perilaku bela negara.
Rektor IPB University, Arif Satria dalam sambutannya berpesan kepada dosen baru IPB University. Ia mengajak supaya dosen bersama-sama mengemban visi IPB University, sehingga mengetahui kemana IPB University akan dibawa dan akan menjadi apa.
“Visi IPB University adalah menjadi techno-socio entrepreneurial University. Technoentrepreneur artinya adalah orang yang mengembangkan inovasi, sehingga perguruan tinggi yang bisa mengembangkan inovasi untuk usaha dan pengembangan masyarakat,” kata Arif Satria.
Ia juga menyebut, menjadi dosen IPB University mau tidak mau harus bisa berinovasi. Selain itu, katanya, pemahaman terhadap sistem juga penting, terutama untuk mengetahui role of the game. Hal ini bisa terkait dengan sistem keuangan, fasilitas, sumberdaya manusia maupun aset.
“Dosen ini akan menjadi orang yang akan mengkomunikasikan atau mengajar kepada mahasiswa, itu artinya mahasiswa akan mendengar apa yang dikatakan dosennya, sehingga kita harus punya kredibilitas, kompetensi, bidang keahlian kita, punya kompetensi, karakter dan kepedulian,” tambah Arif.
Ia menekankan bahwa kredibilitas dosen menjadi modal. Pasalnya, mahasiswa hanya bisa mendengar dan menyerap apa yang dosen sampaikan. Dengan demikian, dengan kredibilitas yang baik, seorang dosen akan dipercaya oleh mahasiswa.
“Seorang dosen juga sangat dibutuhkan untuk bisa menginspirasi mahasiswanya memberikan ide juga pemikiran, bagaimana memberikan manfaat yang lebih sustain sebagai implikasi jangka panjang kepada mahasiswa,” kata Arif.
Hal penting lainnya adalah kepercayan diri. Arif menyebut, dosen IPB University sangat penting memiliki modal optimisme. Menurutnya, dosen yang tidak percaya diri tidak akan pernah mendapat tempat di mata mahasiswanya.
Arif juga menegaskan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengasah kemampuan belajar dengan cepat. “Saat ini kita dihadapkan dalam satu disrupsi dari tiga kejadian yaitu climate change, covid-19 dan revolusi industri 4.0,” kata Arif.
Baca juga: BPS Bakal Gandeng IPB University untuk Sukseskan Sensus Mendatang
Menurutnya, orang yang memiliki daya transformasi besar, akan menekankan pada agility, self confidence, optimis, imajinasi dan kreativitas “Kita punya mimpi yang luar biasa untuk memandu dan menjalankan tugas-tugas kita, yaitu dengan berani memulai hal yang baru, membuat sesuatu yang belum pernah ada. Hal tersebut akan membuat IPB University menjadi besar,” jelas Arif.
Ia pun menekankan untuk menghadirkan future practise, bukan lagi best practise. Usaha ini supaya mampu menjadi leader trendsetter dan agen perubahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News