Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto:  BKHM
Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: BKHM

Nadiem: Pelayanan Publik Harus Gesit dan Lentur Menyikapi Perubahan

Citra Larasati • 15 Maret 2023 17:09
Jakarta:  Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan VIII tahun 2023. Kali ini mengangkat tema “Transformasi Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk Mendukung Pengentasan Kemiskinan”.
 
Kegiatan ini digelar sebagai salah satu upaya meningkatkan kompetensi kepemimpinan strategis pejabat eselon II di sektor publik.  Para peserta PKN diharapkan dapat mewujudkan misi Presiden Joko Widodo yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
 
“Jalinlah kerja sama dan sinergi yang baik dengan berbagai pihak agar gerak langkah dan kerja kita bermakna bagi masyarakat dan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi Indonesia,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim dalam sambutannya pada acara pembukaan PKN Tingkat II, dalam keterangannya, Rabu, 15 Maret 2023.

Kepada para peserta PKN, Nadiem mengatakan pemimpin strategis harus mampu mengantisipasi setiap perubahan.  Bahkan memimpin perubahan dengan mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
 
“Kita harus mampu mengantisipasi perubahan di lingkungan eksternal organisasi dan dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan baik, serta mampu bersaing dan menentukan prioritas yang tepat,” ujar Nadiem. 
 
SDM yang unggul dan berdaya saing, menurut Nadiem menjadi modal utama untuk mengubah keunggulan komparatif dalam berbagai bidang menjadi keunggulan kompetitif dengan nilai tambah yang tinggi. “Hal inilah yang diharapkan Indonesia agar memenangkan persaingan global,” ungkapnya. 
 
Salah satu langkah yang perlu dilakukan, kata Nadiem adalah membekali para pejabat pimpinan tinggi pratama dengan Kompetensi Kepemimpinan Strategis. “Pejabat pimpinan tinggi dituntut untuk terus menerus meningkatkan kapasitas dan kompetensi, serta memperbaiki dan menyederhanakan proses bisnis pemerintahan, agar pelayanan publik menjadi lebih gesit dan lentur dalam menghadapi perubahan-perubahan yang semakin cepat,” kata Nadiem.
 
Untuk itu, lanjut Nadiem, terkait tema yang diangkat pada PKN ini, transformasi digital diperlukan dalam membangun sistem birokrasi. ”Hal ini tentu untuk memberikan layanan pada masyarakat secara transparan, efisien, fleksibel, mudah, dan cepat sehingga dapat mewujudkan e-government yang efektif dan efisien,” tuturnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Adi Suryanto menyampaikan, yang terpenting dari PKN kali ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitas kepemimpinan para pejabat strategis. “Seorang pemimpin strategis yang mampu mengembangkan inovasi, yang mampu mengurai kemacetan birokrasi hingga menjadi pemimpin perubahan,” tutur Adi.
 
Terkait tema yang diangkat pada PKN kali ini, Adi juga menekankan kepada para peserta bahwa proyek perubahan yang akan dibuat oleh masing-masing peserta akan diarahkan ke program pengentasan kemiskinan. “Proyek perubahan yang terbaik adalah proyek perubahan yang betul-betul punya manfaat dan dampak bagi masyarakat, salah satunya dalam hal pengentasan kemiskinan. Jadi tidak ada lagi proyek perubahannya membuat SOP,” ujar Adi. 
 
Kepada para peserta PKN Tingkat II, Adi  berpesan sebagai pemimpin perubahan harus mampu merumuskan dan mendeskripsikan setiap permasalahan yang ada di organisasinya. “Ketika kita punya agenda perubahan, bagaimana ide itu muncul, sampai kemudian dilaksanakan dan berhasil, itulah tugas kita sebagai pemimpin,” imbuhnya.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti berharap para pemimpin strategis mampu memimpin organisasi dan menjadi teladan bagi pegawai ASN lainnya, baik dalam bidang keahlian professional maupun dalam hal manajemen. “Kita tahu, kepemimpinan perlu ditunjukkan dalam mencari solusi, membangun kolaborasi, dan mencapai target-target yang mengutamakan kepentingan masyarakat,” tutur Suharti. 
 
Suharti menggarisbawahi tiga aspek yang perlu dimiliki oleh pemimpin strategis. Pertama, perlunya memiliki prinsip yang didasari pada logika dan nilai-nilai luhur seperti keadilan, integritas, dan keberanian. 
 
Kedua, para pemimpin strategis harus memahami siapa pemangku kepentingan yang dihadapi. “Dengan memahami pemangku kepentingan, pemimpin strategis sadar dan paham apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak sehingga mampu memposisikan diri dan organisasi,” ucap Suharti.
 
Prinsip yang ketiga, lanjut Suharti, para pemimpin strategis perlu mampu menggerakkan organisasi dan sumber daya untuk mencapai sasaran. “Pergerakan tersebut perlu direncanakan dengan baik khususnya untuk memahami kapasitas dan kemampuan organisasi,  termasuk juga kapasitas finansial. Jika kapasitas masih rendah, maka perlu adanya peningkatan kapasitas,” jelasnya. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga:  Sejumlah Sarjana Jebolan Kampus Merdeka Digaji 2 Kali Lipat oleh Perusahaan


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan