Hal itu diketahui warga Desa Kayangan Mahti dari unggahan media sosial NWAP. Psikolog dari Universitas Indonesia, Nabila Dian Nirmala, menilai tindakan NWAP wajar sebagai remaja.
"Kalau disebut sebagai narsistik, belum bisa dinilai begitu. Bahwa ada kecenderungan pada remaja tersebut merasa cantik, hal tersebut sah-sah saja, ya," tutur Nabila kepada Medcom.id, Rabu, 26 Juli 2023.
Namun, yang menjadi masalah, kata dia, perihal penempatan diri seorang remaja. Nabila menilai usia-usia seperti NWAP kurang mampu menahan diri dalam bercanda.
"Penempatan diri remaja dan responsnya yang kurang sesuai, dalam hal ini "niat bercanda" yang tidak pada tempatnya, yang mendiksreditkan pihak lain, yang kemudian membuat beberapa orang merasa tersinggung," papar dia.
Nabila menilai kalimat yang tercetus soal kecantikan karena NWAP merasa dirinya sebagai kembang desa. Nabila berasumsi NWAP hanya tahu penampilan fisik luaran dari perempuan, yaitu cantik.
"Sebagai remaja perempuan, sah saja untuk merasa diri cantik dengan standar kecantikan tentu diperoleh dari perbandingan diri dengan lingkungan. Akan tetapi tidak perlu menjatuhkan orang dengan standar kecantikan yang berbeda. Di sinilah penting bagi remaja untuk mempelajari beragam standar budaya," tutur dia.
Baca juga: Mahasiswa Diduga Mesum di Lokasi KKN, UGM: Tidak Seheboh di Medsos |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News