"Kita Indonesia dengan budaya ketimuran ini, tidak layak untuk ada hal seperti itu. Apalagi ini di SD," kata salah seorang warga, Eva, dalam sesi tanggapan masyarakat pada program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Jumat, 11 Agustus 2023.
Eva mengatakan pelajar SD masih sangat dini untuk mengenal soal toilet gender neutral. Di usia SD, anak semestinya hanya tahu belajar dan bermain.
"Harusnya tidak ada penerapan seperti itu. Ini kalau SMA atau kuliah terserahlah atau apa," tutur dia.
Eva berharap toilet gender neutral bisa dihilangkan di sekolah tersebut. Pemerintah, kata dia, harus mengambil peran dan menindak tegas sekolah yang memiliki agenda LGBT.
"Menurut saya tidak seharusnya ada yang seperti ini. Dinas pendidikan harusnya bisa merespons ini, menyambangi sekolah atau menyambangi guru dan kepala sekolah biar membuat teguran yang keras," tutur dia.
Viralnya sekolah tersebut bermula dari tayangan YouTube milik presenter Daniel Mananta. Dalam siaran Daniel Mananta Network itu, dia berdiskusi dengan tokoh agama Quraish Shihab.
Daniel menyebut tadinya ia berniat mendaftarkan anaknya di suatu sekolah. Namun, setelah datang ke sekolah tersebut, ia membatalkan niatnya.
Dia makin kaget dengan jawaban pihak sekolah atas pertanyaannya mengenai keberadaan toilet 'neutral gender' di sekolah tersebut. Tak seperti toilet pada umumnya yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, namun di sekolah tersebut menurut Daniel, juga tersedia bagi neutral gender.
Daniel menilai hal tersebut merupakan bagian dari agenda paham LGBT. "Dan gurunya bilang, oh ya, ya karena kita sangat menghormati banget murid-murid kita. Dan justru seharusnya kita membebaskan mereka dengan pilihan mereka. Kita tidak akan pernah bilang apakah pilihan mereka itu benar atau salah tapi kita justru membebaskan mereka untuk bisa eksplor feeling mereka lebih jauh lagi. Dan apa pun yang kita bicarakan dengan konselor kita, tidak akan pernah kita bicarakan dengan orang tua murid," sebut Daniel.
Baca juga: Viral SD Internasional di Jabodetabek Diduga Miliki Agenda LGBT, Kemendikbudristek: Kami Cek |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News