Arca dari abad ke-9 ini ditemukan seorang petani di Desa Ngemplak, Semongan Jawa Tengah. Melansir akun Instagram @museumnasionalindonesia, patung ini menggambarkan seorang Bodhisattwa muda yang terlihat dari bentuk rambut dan perhiasannya.
Ia duduk dengan sikap lalitasana dengan tangan kanan Waramudra untuk memberi rahmat. Sikap witarka mudra di tangan kiri memegang Utpala atau Bunga Teratai Setengah Mekar.
Bunga teratai melambangkan kebijakan tertinggi dan pustaka yang dipegangnya melambangkan studi dan pembelajaran. Manjusri dipuja sebagai Bodhisattwa yang memiliki pengetahuan tinggi.
Arca Manjusri dibuat dengan teknik lilin hilang atau Lost waks. Teknik ini dimulai dengan membuat model dari material lilin untuk memudahkan pembuatan detail.
Model tersebut kemudian dilapisi tanah liat dan dilubangi pada satu sisinya. Ketika tanah liat dibakar dan mengeras, lilin akan meleleh dan keluar dari lubang.
Cetakan tanah liat inilah yang kemudian diisi dengan logam perak cair dan dihancurkan setelah dingin dan mengeras. Karya seni Arca perak ini memiliki bobot paling berat yang pernah ditemukan dan kini tersimpan dengan baik di MNI.
Dengan adanya penemuan ini, memiliki bukti kehebatan seni logam peran di Indonesia pada masa lampau. Acra Manjusri sendiri menjadi bukti nyata dari kecerdasan dan kreativitas para seniman pada masa itu.
Yuk lihat langsung Acra Manjusri di Museum Nasional Indonesia. Jangan khawatir, harga tiket masuk ramah di kantong lho. Warga Negara Indonesia (WNI), anak-anak (3-12 tahun) Rp15.000 dan Dewasa Rp25.000 . Sementara itu, warga negara asing (WNA) tiket masuk dibanderol dengan harga Rp50.000 (Nithania Septianingsih)
| Baca juga: Awal Baru Museum Nasional Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
