Guru besar baru Universitas Indonesia Noverita Dian Takarina. DOK UI
Guru besar baru Universitas Indonesia Noverita Dian Takarina. DOK UI

Perairan Indonesia Terancam, Guru Besar UI Sebut Riset Logam Berat Perlu Diversifikasi dan Hilirisasi

Renatha Swasty • 11 Agustus 2023 11:20
Jakarta: Guru Besar bidang Ekofisiologi Biota Laut, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Noverita Dian Takarina, mengungkap perairan dan ekosistem pesisir tropis Indonesia saat ini terancam oleh tekanan yang terkait dengan aktivitas antropogenik (aktivitas manusia). Seperti pertanian, pertambangan, perikanan, dan permukiman.
 
Sebagai suatu kesatuan ekosistem, pesisir, dan laut dipengaruhi oleh berbagai variabel lingkungan dan ekosistem sekitarnya. Salah satu variabel tersebut adalah masukan limbah dari darat (land-based) dan laut (sea-based) yang mengandung logam berat.
 
Noverita menuturkan berdasarkan manfaatnya bagi makhluk hidup, logam berat dikelompokkan menjadi logam esensial dan non esensial. Logam berat memiliki sifat yang sulit terdegradasi sehingga dapat terdistribusi dalam bentuk terlarut, tersuspensi, dan mengendap di bagian dasar perairan (sedimen).

Kandungan logam berat di sedimen cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan air dan biota perairan. Apabila senyawa tersebut terakumulasi di dalam tubuh biota, dapat mengakibatkan disfungsi organ dan jaringan.
 
Noverita mengatakan riset logam berat tingkat nasional harus diversifikasi dan hilirisasi. Riset logam berat harus mampu dihilirisasikan ke arah produk sebagai salah satu upaya mitigasi logam berat.
 
Dalam orasi ilmiah berjudul “Diversifikasi dan Hilirisasi Riset Logam Berat untuk Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut Berkelanjutan” untuk pengukuhan guru besar, Noverita menyebut hilirisasi yang disajikan adalah inovasi adsorben dalam bentuk Zeolite Embedded Sheet (ZES) dan estimasi kinerja optimal dari adsorben ini melalui pemodelan Random Forest.
 
Dia mengatakan untuk menghadapi hal ini, analisis data logam berat memerlukan terobosan. Sebagai tindak lanjutnya, analisis data dalam riset logam berat di masa mendatang akan memanfaatkan kecerdasan buatan.
 
Kecerdasan buatan telah digunakan untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel yang memengaruhi efisiensi ZES dalam menyerap logam berat di air. Noverita menyebut dengan menggunakan salah satu modul kecerdasan buatan, yaitu Random Forest dapat diketahui secara pasti pada konsentrasi logam berat berapa ZES bekerja optimum. Selain itu, dapat diketahui juga pada pH dan temperatur air berapa ZES dapat bekerja optimum.
 
Mengingat, beragamnya tantangan lingkungan, sesuai SDGs 3 (Good Health and Well-being), SDGs 6 (Clean Water and Sanitation), dan terutama SDGs 14 (Life Below Water), diperlukan riset aplikatif untuk mengatasi tantangan tentang logam berat dan limbah lainnya di perairan nasional. Sejalan dengan SDGs yang dicanangkan, riset Noverita sudah mencakup beberapa goals tersebut.
 
“Sebagai habitat bagi biota perairan, sekali lagi saya tekankan adanya kontaminan logam berat dapat berpengaruh pada biota dan konsumen yang memakan biota tersebut," kata Noverita dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Agustus 2023.
 
Dia menyebut kajian risiko memungkinkan penentuan jumlah asupan minimal sehingga ancaman logam berat dapat berkurang. Noverita berharap dengan pengembangan riset melalui diversifikasi dan hilirisasi dapat membantu menentukan langkah mitigasi.
 
Noverita menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1989. Kemudian, ia mendapatkan gelar Magister pada 1996 di Department of Biology, McMaster University, Hamilton, Ontario, Canada. Di 2014, ia berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB).  
 
Tahun ini, Noverita telah menerbitkan berbagai karya ilmiah, di antaranya berjudul Machine learning using random forest to model heavy metals removal efficiency using a zeolite-embedded sheet in water; Land use variation impacts on trace elements in the tissues and health risks of a commercial fish; Modeling the tropical fish community related to land uses and environmental determinants; dan Potential risks of heavy metals in green mussels (Perna viridis) harvested from Cilincing and Kamal Muara, Jakarta Bay, Indonesia to human health.
 
Baca juga: Guru Besar UI Ungkap Pentingnya Matematika Menghadapi Era Society 5.0

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan