"Generasi Z merupakan penentu Indonesia di masa depan," kata Rektor Sampoerna University, Wahdi Yudhi dalam keterangannya, Rabu 22 Februari 2023.
Oleh karena itu penting bagi Sampoerna University untuk menyediakan platform dan memfasilitasi Gen Z untuk bertemu, berdiskusi, membahas, permasalahan masa depan. Selain itu tentunya menemukan solusi-solusi
"Kami berharap mereka mampu menghadirkan solusi baru terkait berbagai tantangan dan isu sosial yang ada,” ujarnya.
Ia meyakini pengembangan kompetensi para peserta didik tidak hanya dilakukan melalui kegiatan akademik. Tetapi juga non-akademik.
"Kami juga harapkan peserta didik dapat mengaplikasikan sejumlah keterampilan yang mereka peroleh dari pembelajaran di kampus. Sebut saja, soft skills seperti pemikiran kritis, kepemimpinan, komunikasi efektif, kolaborasi, hingga pemecahan masalah secara kreatif akan semakin terasah dengan baik,” tambahnya.
Saat ini Gen Z merupakan populasi terbesar di Indonesia yaitu sebesar 27,94 persen atau 75,49 juta jiwa. Populasi yang besar ini nyatanya juga memiliki sejumlah kelemahan.
Salah satu stigma negatif yang melekat pada Gen Z yaitu hanya berfokus pada kecepatan. Termasuk dalam menyimpulkan sesuatu.
"Dampaknya bisa berbahaya dalam misinformasi diri sendiri maupun berbagi dengan yang lain," kata Event and Communication Director Majelis Lucu Indonesia (MLI), Gianluigi Christoikov.
Misinformasi itu, kata dia, dapat mendorong Gen Z enggan melakukan sesuatu atau menyerah menyelesaikan masalah. Karena mereka menduga akan terjadi akibat yang tidak diinginkan.
Di sisi lain, Gian mengapresiasi skill multitasking gen Z di ranah kerja maupun sosial. Untuk itu, para anak muda generasi ini perlu tahu cara memaksimalkan kelebihannya.
"Dan saya berharap mereka mampu mereduksi gap antara kelebihan dan kekurangan diri sebagai agen perubahan," tutup dia.
Baca juga: Apa Itu Soft Skill? Ini Pengertian, Contoh dan Cara Meningkatkannya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News