"Jadi di 2021 tidak akan ada penyederhanaan (kurikulum) yang bersifat nasional. Hanya di sekolah penggerak kami melakukan berbagai eksperentasi untuk menggerakkan ini, jadi fokusnya ada di sekolah penggerak, bukan dalam skala nasional," kata Nadiem dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR secara virtual, Rabu, 23 September 2020.
Uji coba di sejumlah sekolah penggerak ini merupakan bagian dari melihat sejauh mana efektivitas rancangan penyederhanaan kurikulum. Hal ini menjadi tanggung jawab direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ini akan menjadi fokus GTK, Balitbang juga akan mendukung untuk dari sisi prototyping untuk permutasi penyederhanaan kurikulum," terangnya.
Baca: Nadiem Ubah Metode Perhitungan Dana BOS
Artinya, di 2021 Kemendikbud akan melakukan pengujian lapangan dalam sekolah penggerak untuk penyederhanaan dan penyempurnaan kualitas kurikulum. Tinggal bagaimana pihaknya mewujudkan terlebih dahulu sekolah-sekolah penggerak di tahun yang sama.
"Di 2021 kami akan berfokus pada membina ribuan sekolah penggerak untuk menjadi contoh awal perubahan pelatihan guru, identifikasi dan distribusi guru penggerak dan program kepala sekolah penggerak," ujar Nadiem.
Untuk itu dia membutuhkan dukungan kepala daerah. Tantangan terbesar mewujudkan sekolah penggerak sekaligus ujicoba penyederhanaan kurikulum ialah pandemi covid-19.
"Kami sudah siapkan alat-alat Teknologi Informasi Komputernya, paling tidak di tahun ini untuk antisipasi tahun depan jadi insyaallah akan siap dari sisi infrastruktur. Sekarang kami pastikan SDM-nya yang mengelola dan juga dari aspek kesehatan itu terjaga," ungkapnya.
(AGA)